SORONG,- Auriga Nusantara sebuah NGO berposisi di Jakarta mengajak warga untuk menjadi jurnalis lewat aplikasi bakarbatu.id, kegiatan tersebut dibuat dalam bentuk pelatihan selama dua hari terhitung dari tanggal 19-20 September 2022 dan berlangsung di Sekretariat Papua Forest Watch, Kota Sorong, Papua Barat, Senin (19/9/22).
Pelatihan ini merupakan kerjasama antara Auriga Nusantara bersama sebuah LSM di Kota yakni Papua Forest Watch dengan tujuan agar anak-anak muda Papua peka terhadap lingkungan sekitar yang terkesan menarik ataupun info-info penting berdurasi pendek yang mungkin dapat di publikasi melalui aplikasi bakarbatu.id yang didalam isi pemberitaan singkat tersebut memiliki unsur 5W 1H.
Pemateri dalam pelatihan yakni Yudono Yanuar, mengatakan bahwa, alasan auriga memilih Papua karena mereka melihat banyak hal yang bisa diungkapkan di Papua baik itu kabar baik atau kabar yang kurang baik dan nama bakarbatu.id untuk menampung para jurnalis warga menyuarakan kabar berita
“Kebetulan ini sudah beberapa kali kami lakukan sebelumnya itu pelatihan online dan baru sekarang kami lakukan pelatihan offline yang artinya tatap muka secara langsung, ada dua usulan nama Noken dan Bakar Batu tetapi lebih memilih bakarbatu yang awalnya digagas hanya untuk mempublikasikan pelanggaran-pelanggaran sumber daya alam terutama hutan namun sekarang sudah melingkup semua,” ungkap Yudono yang juga Editing bakarbatu.id.
Dibeberkannya jadi semua pemberitaan akan kami tampung dalam website kami sebab untuk sementara aplikasi lagi diperbaiki kemungkinan satu dua bulan sudah selesai.
Dikatakannya, pelatihan ini tidak bersertifikat namun hanya sekedar membangkitkan kesadaran anak-anak Papua untuk melihat kondisi dari lingkungan yang sebenarnya harus menjadi perhatian bersama, terutama dampak deforestasi yang tentunya diharapkan mereka yang ada di lapangan lebih bersentuhan langsung dengan masalah-masalah tersebut.
“Sehingga mereka bisa mengabarkannya karena tidak kita berharap pada media-media mainstream yang untuk mengabarkannya kalau jurnalis warga bisa mengabaikannya, karena tentu jangkauan reporter sama kalah jauhlah sama jurnalis warga yang biasa memang tinggal di tempat-tempat itu makanya kalau mereka bisa bantu akan kami salurkan juga ke media mainstream,” terangnya.
Lebih lanjut, Yudono yang juga Redaktur di tempo.co. ini menambahkan media-media mainstream di seluruh Indonesia dapat mengambil secara gratis bahan-bahan mereka yang tentu harus melalui konfirmasi ulang, jadi tanggung jawab mereka adalah kami sebagai feeding bahan dasar.
Materi yang diberikan antara lain membedakan Opini dan Fakta bagaimana menulis berita sederhana cara mengambil gambar dan video.
Sementara itu, Abner Korwa selaku Koordinator Umum Papua Forest Watch berharap melalui kegiatan pelatihan ini dapat merubah pola pikir anak-anak muda agar bagaimana bisa jelih melihat segala sesuatu yang terjadi disekitar.
“Mungkin mereka bisa peka ya untuk lihat situasi sekitar apabila ada hal-hal penting jangan hanya sekedar mengangkat HP lalu membuat siaran langsung di sosial media, saya rasa itu hal-hal yang tidak penting sebab apa yang di posting belum tentu benar tanpa ada konfirmasi terlebih dahulu,” tutupnya. (Mewa)
Komentar