Dispar Papua Barat Daya Luncurkan Paket Wisata Rendah Karbon

SORONG, PBD –Dinas Kepemudaan, Olahraga, Pariwisata Dan Ekonomi Kreatif melaunching program Wonderful Indonesia Sustainable Experience (WISE) trips, bertempat di hutan lindung Sorong, Senin (23/9/2024).

Program WISE ini dalam rangka penyusunan paket wisata rendah karbon dan regulasi pariwisata berkelanjutan sebagai inovasi daerah untuk proyek perubahan dalam pendidikan kepemimpinan nasional Tk.l Lembaga Administrasi Negara (LAN) Angkatan LX.

Dalam sambutanya, Kepala Dinas Kepemudaan, Olahraga, Pariwisata Dan Ekonomi Kreatif, Yusdi Lamatenggo menyatakan saat ini, sesuai komitmen Menteri Pariwisata bahwa Indonesia telah meratifikasi dan menandatangani deklarasi Glasgow.

“Jadi deklarasi Glasgow itu merujuk pada komitmen dunia untuk menghadapi tantangan iklim. Salah satu isu yang paling penting adalah perubahan iklim di dunia termasuk Indonesia, ” ujarnya

Kata Yusdi dari sisi sektor pariwisata, kementerian pariwisata dengan tegas mendukung penuh semua upaya dalam rangka menghadapi perubahan iklim di Indonesia.

Ia mengungkapkan, Kementerian pariwisata sudah mengeluarkan program di tahun lalu tentang Blue Green and Cricular Ekonomy (BGCE) di sektor pariwisata, salah satunya adalah program WISE trips.

“Tapi di Indonesi daerah yang pertama mengembangkan program WISE trips ialah di Papua Barat Daya. Sektor pariwisata itu penyumbang karbon 8% di dunia, ” tandasnya

Sementara itu, Gubernur Papua Barat Daya Dr. Drs. Mohammad Musa’ad, M.Si yang diwakilkan oleh Staf Ahli Bidang Ekbang, Dr. George Yarangga, A.Pi mengatakan Papua Barat Daya merupakan wilayah yang kaya akan sumber daya dan juga objek wisata termasuk di dalamnya wisata alam maupun wisata budaya.

Menurut dia, Industri pariwisata di Papua Barat Daya mengalami pertumbuhan yang sangat pesat ditandai dengan meningkatnya kunjungan wisatawan setiap tahun menurut data yang dilansir oleh biro pusat statistik. Dengan industri pariwisata yang akan terus mengalami perkembangan pesat hingga tahun-tahun mendatang.

Selain itu, lingkungan di sekitar objek wisata akan mengalami tekanan yang cukup besar dalam hal konsumsi energi dan emisi limbah terutama sampah domestik yang disebabkan oleh pengembangan pariwisata.

“Semakin banyak volume wisatawan baik domestik maupun internasional akan meningkatkan emisi dari gas rumah kaca, terutama karbondioksida. Hal ini dapat menjadi suatu masalah penting jika tidak disikapi secara bijak oleh pemerintah, pemangku kebijakan dan terutama masyarakat lokal yang menerima dampak secara langsung. Pemerintah baik pusat maupun daerah, ” tegasnya

Lanjut kata George, perlu merumuskan strategi atau kebijakan untuk mengembangkan strategi industri pariwisata rendah karbon sebagai bentuk proteksi terhadap lingkungan sehingga menjadikan industri pariwisata sebagai bagian dari rencana pembangunan ekonomi yang berkelanjutan bagi masyarakat.

Ia menambahkan, optimalisasi ekonomi yang berkelanjutan melalui sektor industri pariwisata membutuhkan kerjasama dari semua pihak, baik pemerintah, swasta, maupun masyarakat.

“Pemerintah berperan penting dalam menyediakan regulasi dan kebijakan yang mendukung, sementara dunia usaha diharapkan dapat melakukan inovasi dan investasi, ” tutupnya.

Dalam launching tersebut, dilanjutkan dengan penanaman bibit pohon di areal hutan lindung Sorong. (Kevin)

Komentar