KABUPATEN SORONG,- Innalilahi Wa Inna Ilaihi Raji’un, kabar duka menyelimuti pegiat lingkungan Papua Barat. Dimana, pegiat lingkungan sekaligus seniman kebanggaan bumi cendrawasih, Eko Tugas Kusno Setio atau lebih populer dipanggil Mbah Gimbal telah dipanggil kepada pangkuan Maha Kuasa, di kabupaten Malang, Jawa Timur, Rabu (21/9/22).
Informasi kabar duka yang diterima redaksi Sorongnews.com, menyebutkan bahwa Almarhum Mbah Gimbal menghembuskan nafas terakhirnya, dimana sebelumnya Almarhum mengidap penyakit kanker pada tenggorokannya, sehingga Almarhum dirujuk ke kampung halamannya tepatnya di kabupaten Malang, untuk menjalani perawatan intensif atas penyakit yang dideritanya.
Sebelumnya kepada sorongnews.com sekitar tahun 1997, Almarhum Mbah Gimbal pernah merintis sebagai seorang peternak bebek yang mampu mencapai titik kejayaan, namun apalah daya, ditahun berikutnya, tahun 1998 usaha peternakan bebeknya dipaksa gulung tikar akibat terpaan badai krisis ekonomi, moneter, hukum hingga politik yang terjadi pada NKRI.
Dimana, keseluruhan kepemilikan terhadap aset peternakan Almarhum Mbah Gimbal laku terjual, kendati demikian, uang hasil penjualannya tak mampu membendung untuk membayar utang yang melilitnya, serta bisnis lainnya berupa penjualan mobil bekas yang telah dilakoninya pun juga tak mampu memenuhi kebutuhan hidupnya.
Siapa sangka, selain sebagai seorang peternak bebek dan bisnis jual beli mobil bekas yang telah dilakoninya sebelumnya, Almarhum Mbah Gimbal juga diketahui memenuhi kehidupannya dengan cara berjualan senjata api secara ilegal, yang mana Almarhum telah terjun langsung kedalam gelapnya perdagangan senjata api ilegal guna menghasilkan pundi-pundi rupiah.
Pada tahun 1988, Almarhum diketahui mengikuti program wajib militer (wamil), program ini diperuntukkan kepada anak seorang tentara.
Melalui program wamil, Almarhum Mbah Gimbal pernah menyabet prestasi dengan menduduki peringkat pertama sebagai seorang sniper handal, berkat kemahiran dalam mengoperasikan senjata api, menjadi cikal bakal Almarhum bergabung kedalam Persatuan Menembak Target dan Berburu Seluruh Indonesia (Perbakin) didaerah tersebut.
Tak hanya itu, Almarhum Mbah Gimbal pun memulai menjalankan bisnis jual beli senjata api secara ilegal, sampai-sampai sang ayah tak mengetahui hal ini.
Selanjutnya, Almarhum Mbah Gimbal pun menggeluti dunia gelap jual beli senjata api ilegal diantaranya didaerah Jawa, Sumatera hingga Kalimantan.
Tak lama kemudian, dengan bisnis dunia gelap yang dilakoninya ini pun tercium oleh bos kayu didaerah Kalimantan, dan Almarhum dilibatkan sebagai pengawal pribadi sang bos kayu itu. Tak hanya itu juga, Almarhum Mbah Gimbal ini telah menjadi target dari pihak kepolisian, dan akhirnya berhasil diringkus oleh tim Resmob Polda Jatim didaerah Blitar.
Mbah Gimbal pun benar-benar bertaubat dan meninggalkan aktivitasnya sebagai mafia senjata api ditahun 2001 silam usai bebas dari kurungan jeruji besi selama setahun, setelah itu, Almarhum pun memilih berpergian ke wilayah Sampit, Kalimantan Tengah, untuk tempat pelariannya.
Lebih lanjut, usai memilih meninggalkan dunia kelamnya, Almarhum Mbah Gimbal memutuskan untuk merantau ke Bumi Cendrawasih Papua ditahun 2015. Memulai kehidupan baru di Bumi Cendrawasih, Almarhum Mbah Gimbal memulai usahanya dengan berjualan bakso tepatnya di Kota Sorong, Papua Barat, namun ketimpangan sosial yang terjadi saat itu membuat Almarhum tak betah dan memutuskan bersama sang istri berpindah ke wilayah Kabupaten Sorong, Papua Barat.
Dilembaran kehidupan yang baru, Almarhum Mbah Gimbal pun menemukan kehidupan anak-anak asli Papua yang tak mampu mengenyam bangku pendidikan, sehingga hal ini membuat Almarhum terbuka pintu hatinya untuk mendirikan suatu wadah dalam tatanan kehidupan sosial, yakni dengan membuat Komunitas Peduli Papua (Kompimpa).
Tak hanya sekedar mendirikan Kompimpa, Almarhum beserta sang istri hingga sejawat lainya berinisiatif menghadirkan sekolah alam dengan cara mendatangi perkampungan padat penduduk mayoritas masyarakat asli Papua untuk kemudian dilakukan pembelajaran.
Baca juga : https://sorongnews.com/kompipa-cahaya-bagi-papua-pelajari-permakultur/
“Mbah Gimbal orang baik, beliau punya kemitraan khususnya di LSM sangat besar, sempat dibulan Februari kami lakukan kolaborasi dengan melakukan pelatihan langsung kepada mama-mama asli Papua, diajar langsung sama Mbah Gimbal,” ungkap Eko Rianto, Rabu (21/9/22).
Sambung Eko Rianto kerap disapa Mas Lingkungan ini bahwa, sosok Almarhum Mbah Gimbal terkenal sebagai orang yang baik, bahkan ketika dirinya berkunjung ketempat Almarhum, dirinya pun disuguhkan minum oleh Almarhum.
“Beliau punya Kompimpa, setiap kali saya kesana, kalau tidak dikasih minum saya tidak boleh pulang, disuguhkan kopi atau teh setiap saya kesana, beliau orang baik,” terangnya
Pada kesempatan yang sama, Mas Lingkungan menyebutkan bahwa, dirinya bersama segenap kolega lainnya di konservasi sangat kehilangan sosok Mbah Gimbal. Menurutnya, sosok Almarhum dikenal mempunyai spirit yang luar biasa, sehingga siapapun yang mendengar kabar duka ini pun merasa terpukul atas kepergian sosok konservasi Papua Barat itu.
“Kami merasa sangat kehilangan sosok konservasi dengan kesederhanaannya, tak malu pegang-pegang sampah, tak malu pegang-pegang kotoran, itu beliau, sangat jarang kita ketemui sosok seperti beliau, saya dengar kabar duka ini pun sangat merasa kehilangan atas sosok beliau,” bebernya.
Berdasarkan informasi yang dihimpun media ini, sebelumnya, pada tanggal 13 Agustus 2022 lalu, Almarhum Mbah Gimbal berhasil menyabet penganugerahan Tokoh Lingkungan Inspriratif Papua Barat 2022 dalam ajang SorongNews Award 2022 melalui hasil polling murni masyarakat yang tertuju kepada sosok Almarhum Mbah Gimbal.
Selamat jalan ke abadian Mbah Gimbal… (Jharu)
Baca Juga : https://sorongnews.com/sedang-berobat-kanker-mbah-gimbal-raih-penghargaan-tokoh-lingkungan-inspiratif/
Komentar