35 Ekor Pari Manta Terdeteksi Menjadi Penghuni Baru Pulau Raja Ampat

SORONG, – Kepulauan Raja Ampat tidak hanya dikenal dengan obyek wisata pemandangan ekosistem terumbu karang yang menakjubkan atau gugusan pulau-pulau yang cantik yang menghiasi permukaan laut birunya. Namun, Raja Ampat juga merupakan tempat bagi ribuan spesies laut, seperti paus biru dan pari manta. 

ICCTF bekerjasama dengan Yayasan Reef Ceck Indonesia sebagai lembaga monitoring dan edukasi keanekaragaman hayati melakukan pemasangan alat geotagging pada bagian tubuh hewan laut langka dari spesies paus biru di Taman Nasional Perairan Laut Sawu dan pari manta di sekitar kawasan Raja Ampat.

Executive Director Indonesia Climate Change Trust Fund (ICCTF), Tonny Wagey mengatakan pemanfaatan geotagging pada spesies langka berpotensi meningkatkan pendapatan wisata Raja Ampat dari wisatawan yang ingin melihat secara langsung spesies tersebut.

“Geotagging tidak hanya menghitung populasi hewan, tapi juga bisa membaca pola migrasinya. Itu bisa dimanfaatkan untuk mendatangkan wisatawan yang ingin melihat ikan pari manta dan paus biru. Wisata itu nilainya jutaan dolar AS,” ucap Tonny Wagey dalam konferensi pers di Sorong, Kamis, 24/03/22.

Ia menjelaskan bahwa geotagging berfungsi sebagai alat pelacak berbasis metadata untuk mengidentifikasi geografis dan terkoneksi dengan perangkat satelit. Pelacakan pari manta dan paus biru dapat membantu wisatawan untuk menyaksikan langsung hewan tersebut.

“Kami sudah pasang geotagging pada paus biru di Laut Sawu. Kita pasang di paus biru karena perannya besar dalam menyerap karbon dioksida. Dalam sepekan setelah pemasangan geotagging, dia sudah ada di Australia. Dia lewat dari kutub utara ke kutub selatan. Alat receiver akustik ada tiga unit kita pasang di kawasan wisata Holgam dan Wayag,” jelasnya.

Ketua Yayasan Reef Ceck Indonesia, Derta Prabuning mengatakan hingga saat terdapat 11 unit geotagging telah terpasang pada spesies  pari manta Raja Ampat, terhitung sejak awal tahun 2021.  Selain itu, ia menyebutkan bahwa pemasangan geotagging berhasil mencatat adanya penambahan jumlah pari manta baru di Ampat sebanya 35 ekor.

“Ada dua jenis tagging yang dipasang, ada penanda yang berhubungan dengan satelit berjumlah lima unit paus biru dan enam unit tagging akustik yang berhubungan dengan receiver kita pasang di pari manta,” katanya.

Ia mengatakan geotagging satelit memanfaatkan teknologi GPS yang memungkinkan pergerakan paus biru dapat termonitor dalam skala luas. Sedangkan geotagging akustik akan memberi sinyal kehadiran pari manta saat melintas di sekitar radius alat receiver. (541)

Komentar