KABUPATEN SORONG, PBD – Hari Raya Nyepi merupakan salah satu perayaan umat Hindu yang dianggap paling sakral.
Berdasarkan informasi yang dihimpun Sorongnews.com, Hari raya suci bagi Umat Hindu itu perayaannya jatuh pada Senin (11/3/24). Nyepi adalah perayaan pergantian Tahun Saka atau Tahun Baru Saka.
Umat Hindu di Kabupaten Sorong tidak merayakan tahun baru dengan kemeriahan kembang api atau pesta seperti tahun baru pada umumnya. Umat Hindu merayakannya dengan Nyepi, yang bermakna berdiam diri.
Diketahui, selama 24 jam, umat Hindu berpuasa, bermeditasi, mematikan listrik, dan tinggal di rumah bersama keluarga. Hari Nyepi ini menjadi waktu untuk melakukan introspeksi diri, bersemedi, merefleksikan kehidupan dan berdamai dengan alam semesta.
Selain itu, pada hari Nyepi, Umat Hindu biasanya akan melakukan berbagai ritual dan tradisi yang sudah turun temurun.
Satu hari sebelum Nyepi disebut sebagai Ngrupuk. Hari ini ditandai dengan patung monster raksasa yang disebut ogoh-ogoh, yang melambangkan roh-roh jahat, diarak berkeliling oleh anak-anak setempat.
Umat Hindu di Kabupaten Sorong, Papua Barat Daya, Minggu sore (10/3/24) turut mengarak Ogoh-ogoh menjelang perayaan hari raya Nyepi Tahun Baru Saka 1946.
Pinandite Pura Jagat Sari Sorong, Pande Putu Sedana mengatakan bahwa, perayaan hari raya Nyepi sebagai upaya introspeksi diri selama setahun sebelumnya, sehingga kedepannya dapat memperbaiki diri kearah yang lebih baik.
“Dalam kami menyambut tahun baru Saka, kami mengadakan introspeksi diri, selama satu tahun apa yang kami sudah buat, apa yang kami belum buat. Mudah-mudahan ditahun ini kami bisa memperbaiki dari tahun sebelumnya,” ucap Pinandite Pura Jagat Sari Sorong, Pande Putu Sedana, Minggu sore (10/3/24).
Sebagai Pemuka agama Hindu, dirinya menghimbau kepada seluruh umat Hindu agar dapat melaksanakan hari raya Nyepi dengan sempurna.
“Harapan kami sebagai umat Hindu, pemuka agama Hindu menghimbau kepada umat Hindu yang ada di Kabupaten Sorong semoga dapat melaksanakan hari raya Nyepi dengan baik, dengan sempurna,” himbaunya.
Lebih lanjut, dirinya menandaskan agar umat Hindu dalam perayaan hari raya Nyepi dapat menghindari 4 kegiatan yang dilarang dalam ajaran agama Hindu.
“Ada 4 kegiatan yang tidak boleh dilakukan selama hari raya Nyepi, pertama tidak menyalakan api hawa nafsu, kedua tidak melaksanakan pekerjaan-pekerjaan yang bersifat fisik yang hanya bisa dilaksanakan pekerjaan rohani, ketiga tidak pergi dari rumah sendiri dan berdiam diri di rumah, keempat tidak menghibur diri,” tegasnya.
Sementara itu, General Manager (GM) Aimas Hotel & Convention Centre (AHCC) Sorong, I Nyoman Bagiartha merincikan rute mengarak Ogoh-ogoh. Disebutkannya, pengarak Ogoh-ogoh mengenakan pakaian serba hitam putih.
“Rutenya dari jalan Pura ke Alun-alun Jalur D juga masuk ke Kampung Kerukunan. Anak anak memakai pakaian adat Bali, yang peserta pengarak pakaian putih atau pakaian puri atau hitam ikut pawai,” terang GM AHCC Sorong, I Nyoman Bagiartha.
Diakui Bagi sapaan akrabnya, pihaknya dari AHCC Sorong telah berkoordinasi dengan seniman Bali di Kabupaten Sorong untuk bersama-sama membuat patung monster raksasa Ogoh-ogoh. Menurutnya, ini merupakan pengalaman baru yang diperoleh pihaknya.
“Kami berkoordinasi dengan seniman Bali yang berada di Kabupaten Sorong untuk membantu kami guna membuat Ogoh-ogoh, ini suatu pengalaman baru untuk karyawan kami dan tentunya hal-hal yang berkegiatan keagamaan juga kami lakukan seperti tahun lalu ikut Festival Natal dan tahun ini ikut merayakan hari raya Nyepi,” jelasnya.
Pada kesempatan yang sama, bagi membeberkan bahwa dalam pelaksanaan arak Ogoh-ogoh dinilainya suasana Bali terasa sangat kental.
“Sangat luar biasa, ternyata di Kabupaten Sorong rasa Balinya sangat-sangat kental, teman-teman disini sangat menjaga budaya dan adat yang berkaitan dengan hari raya besar seperti ini,” bebernya.
Ditambahkannya, pihaknya merasa senang dengan arak Ogoh-ogoh ini dan merupakan pengalaman pertama. Diharapkannya, dengan partisipasi pihaknya dapat memberikan motivasi kepada masyarakat sehingga saling menjaga, saling menghargai dan saling menjunjung kerukunan dan kebudayaan demi berkembangnya Kabupaten Sorong.
“Karyawan kami juga sangat-sangat senang karena ini pengalaman pertama mereka, semoga partisipasi kami ini bisa memberikan motivasi untuk masyarakat, sehingga saling menjaga, saling menghargai dan saling menjunjung kerukunan dan kebudayaan demi berkembangnya Kabupaten Sorong,” tambahnya. (Jharu)
Komentar