SORONG, PBD- HUT Pekabaran Injil di Tanah Papua yang jatuh pada tanggal 5 Februari merupakan hari besar Gerejawi yang selalu ditunggu dan dinanti-nantikan setiap umat Kristiani dalam Gereja Kristen Injili (GKI) di Tanah Papua.
Pasalnya momentum tersebut adalah hari bersejarah bagi orang asli papua yang sejak dahulu kala tidak mengenal Firman Tuhan, sebelum kedua misionaris Carl Willhem Ottow asal Belanda dan Johan Gottlob Geissler asal Jerman membawah Injil masuk di Tanah Papua.
Hal ini pun turut dirasakan oleh Jemaat GKI Bukit Zaitun Worot, melalui Ibadah Etnik dengan mengenakan pakian adat dari masing-masing suku dalam Perayaan Hari Ulang Tahun Pekabaran Injil di Tanah Papua yang ke 169 tahun, Senin (5/2/24).
Renungan Firman Tuhan yang begitu indah melalui Ketua Pelaksana Harian Majelis Jemaat (PHMJ) Bukit Zaitun Worot, Pendeta Allan Sosir, sontak menambahkan sukacita dalam perayaan HUT PI bagi seluruh jemaat.
Dalam renungan Pdt. Allan Sosir, mengatakan lewat kitab Kolose 1 ayat 1-14 dengan tema “Pemberdayaan Papua Untuk Penginjilan Bagi Dunia” kita diingatkan sebagai gereja agar selalu mengasah kepekaan rohani untuk melihat dan mendoakan kebutuhan gereja-gereja di seluruh Tanah Papua.
Lanjutnya, orang-orang percaya di seluruh Tanah Papua sementara membutuhkan hikmat dan pengertian agar hidup sesuai kehendak Allah dan bukan kehendak manusa.
“Pada usia HUT Pekabaran Injil ke-169 kita terus berdoa agar kebenaran firman Tuhan yang ditaburkan diseluruh Tanah Papua, menjadi dasar motivasi bagi para jemaat agar semakin diberdayakan untuk bertumbuh dan berbuah,” tegasnya.
Jelas Pdt Allan, kita juga berdoa agar Papua benar- benar diberdayakan untuk membawa Injil ke seluruh dunia.
“Kalau dulu orang barat bisa ke Papua untuk menginjili maka berdoalah agar pembaharuan terhadap Tanah Papua benar-benar menjadi dasar pemberdayaan Papua untuk menginjili dunia,” bebernya.
Sehingga selaku Ketua Jemaat GKI Bukit Zaitun Worot, dirinya berharap kepada seluruh jemaat agar terus hidup sesuai dengan kehendak Tuhan Yesus Kristus melalui pemberitaan Injil.
Ditengah-tengah jalannya ibadah ada penampilan dari Persekutuan Anggota Muda (PAM) GKI Bukit Zaitun Worot, yang menampilkan sebuah tarian adat dengan menceritakan tentang asal mula kedatangan dua misionar OTTOW dan GEISSLER ke Papua untuk memberitakan Injil Kristus.
Pantauan sorongnews.com, ekspresi sedih sambil mengusap air mata jelas terlihat dari para jemaat sampai dengan para pelayan-pelayan Tuhan baik Ketua PHMJ maupun Majelis Jemaat.
Kesedihan yang dirasakan adalah bentuk penghayatan dari jemaat sebab karena Injil Kristus semua manusia dapat memperoleh kasih dan penyertaan Tuhan melalui berkat dalam hidup sehari-hari.
Usai jalannya perenungan Firman Tuhan, Jemaat GKI Bukit Zaitun Worot memberikan persembahan syukur berupa uang dan kemudian disusul dengan persembahan berupa hasil kebun baik yang telah dimasak sampai dengan hasil mentahnya.
Hasil-hasil tersebut kemudian diantar kedepan meja yang telah disiapkan terpisah dari meja altar, selanjutnya perwakilan setiap suku akan masuk dari pintu depan gereja sambil membawah hasil kebun dengan iring-iringan musik dari asal suku tersebut.
Ibadah pun berakhir dengan pembagian hadiah lomba oleh Panitia Hari-Hari Besar Gerejawi (HBG) Bukti Zaitun Worot yang diketuai oleh Yanne Yolanda Karet bersama Anggota HBG lainnya.
Ibadah ditutup dengan jamuan kasih bersama yang telah disiapkan oleh Majelis Jemaat, Panitia Hari Besar Gerejawi dan Masing-masing Kelompok Sel Pemuridan dari setiap rayon yang ada.
Perlu diketahui bahwa Jemaat Bukit Ziatun Worot memiliki beranekaragam suku dan budaya mulai dari Papua, Maluku, Sulawesi, Sumatera dan Jawa, meski berbeda namun kehidupan berjemaat mereka tetap satu didalam GKI di Tanah Papua. (Mewa)
Komentar