KABUPATEN SORONG,- SKK Migas Papua Maluku (Pamalu) bersama KKKS wilayah Papua Barat sebagai penggerak unit usaha kreatif masyarakat desa dan Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) kampung Arar, agar memperoleh manfaat kemajuan dalam sektor ekonomi dari hadirnya kegiatan pariwisata lompat laut dan dikemas dalam konsep Desa Wisata Bahari-Kuliner (Dewi Bakul).
Dimana sebelumnya, Kampung Arar ini terletak disebuah pulau yang berseberangan langsung dengan fasilitas ekstrasi produksi lapangan gas bumi Arar, yang saat ini telah menjadi bagian dari sasaran maupun upaya dalam mewujudkan terjadinya SDG’s (Sustainable Development Goals) atau Tujuan Pembangunan Berkelanjutan dari berbagai program pengembangan masyarakat (PPM) yang terus digalakkan oleh Perwakilan SKK Migas Wilayah Papua & Maluku (Pamalu) Bersama KKKS.
Saat ini, SKK Migas bersama KKKS telah melaksanakan kegiatan PPM sebagai bagian dari upaya tanggung jawab sosial, sehingga hal ini kemudian industri hulu migas dapat bermanfaat dan dinikmati masyarakat di sekitar daerah operasional agar mencapai tujuan yang bersifat berkelanjutan.
Kepala Departemen Humas Perwakilan SKK Migas Pamalu, Galih Agustiawan mengatakan bahwa pelaksanaan kegiatan ini merupakan bagian tanggung jawab sosial yang dinilainya sebagai terjemahan dalam program pengembangan masyarakat.
Menurut Galih, semua perusahaan yang ada di Indonesia berkaitan dengan kewajiban-kewajiban sosialnya, sehingga dituntut untuk terus membangun masyarakat di sekitarnya agar dapat mandiri dan maju.
“Kami SKK Migas bersama KKKS setiap tahunnya mempunyai program kearah pengembangan masyarakat, tetapi program pengembangan masyarakat Dewi Bakul ini adalah untuk menjahit dan menggabungkan seluruh program yang ada, ini menjadi tanggung jawab sosial,” kata Galih, Minggu (17/7/22) di Pulau Sisi, Teluk Sorong, Papua Barat.
Disambungnya, terkait sasaran kedepannya, pihaknya dalam hal ini SKK Migas bersama KKKS akan terus menjalin hubungan kelembagaan dalam meningkatkan Bumdes Arar untuk dapat berkolaborasi bersama.
“Sasaran berikutnya yakni hubungan kelembagaan, ternyata ketika mereka (Masyarakat Penggerak Usaha) telah mendapatkan mitra, yang perlu dikuatkan adalah hubungan mereka kepada mitra-mitranya, termasuk pada pemerintah daerah, hubungan kelembagaan ini bermaksud meningkatkan Bumdes Arar untuk berkolaborasi bersama, tentunya dalam naungan kementerian terkait,” sambungnya.
Dijelaskan Galih, SKK Migas bukanlah sebagai institusi yang berperan aktif sebagai regulator, namun pihaknya sebagai pelaksana kegiatan, tentunya kolaborasi ini terus menerus dibina oleh pihaknya, dikatakannya tidak hanya kelancaran operasional berjalan dengan baik, akan tetapi masyarakat dituntut lebih mandiri.
“Saya yakin, pemerintah daerah juga mempunyai visi yang sama, tujuannya sudah kelihatan bahwa ingin memajukan masyarakat secara bersama-sama, tinggal ini dimana dibantu oleh seluruh stakeholder untuk mengeroyok daerah pariwisata di teluk Sorong. Makanya yang paling penting adalah menjahit seluruh kegiatan yang telah ada dalam satu rangkaian kegiatan” lugasnya.
Sementara itu, Supervisor Masyarakat Penggerak Usaha (MPU) Dewi Bakul, Sandi Rumbiak menuturkan bahwa SKK Migas bersama KKKS mendorong wisata lompat pulau yang ada di wilayah teluk Sorong, melalui program yang telah dicanangkan, membangkitkan masyarakat lokal yang ada terutama masyarakat penggerak usaha.
Lanjut Sandi, pihaknya terpacu untuk melakukan sebuah perubahan dalam aspek pariwisata yang berpotensi besar di wilayah teluk Sorong.
“Kami bersyukur bahwa ada beberapa pemikiran baik dari teman-teman SKK Migas dan KKKS untuk mendorong wisata lompat pulau yang ada di wilayah teluk Sorong ini, melalui program mereka itu, membangkitkan kami masyarakat lokal yang ada terutama MPU, kami merasa ini menjadi sebuah impian yang selama ini kami sudah bayangkan, harapkan, namun belum terwujud, namun dengan adanya pemikiran baik serta dorongan dari teman-teman SKK Migas dan KKKS kami merasa terpacu untuk melakukan sebuah perubahan dalam aspek pariwisata yang berpotensi besar di wilayah teluk Sorong ini,” jelasnya
Dinilai Sandi, melihat potensi-potensi yang ada dibeberapa pulau di wilayah teluk Sorong, disampaikannya bahwa terlihat ada potensi dan peluang besar dalam membangun suatu kemitraan, membangun kolaborasi, untuk pihaknya dalam menyediakan wisata lompat pulau atau yang lebih dikenal dengan istilah Dewi bakul.
“Dan ini bermula dari suatu ide dan gagasan, akhirnya bisa tercipta seperti ini, bahwa potensi-potensi ini ada, namun belum di poles secara baik, belum terbentuk. Akhirnya lewat kesempatan ini, dapat terbentuk, ini membuka pemikiran-pemikiran baik, bagi masyarakat lokal, bahwa kami memiliki potensi sesuatu yang bisa dijual yang tentunya bisa bermanfaat bagi kehidupan kami, tetapi sebelumnya kami belum gerakan itu, dan hari ini kami gerakan itu,” tutupnya. (Jharu)
Komentar