Seluruh Pedagang Pasar Mbilim Kayam Siap di Relokasi Bertahap, Meski Masih Kekurangan Fasilitas

RAJA AMPAT, PBD – Relokasi pedagang pasar Mbilim Kayam ke Pasar Snonbukor di Kota Waisai, Raja Ampat dilakukan secara bertahap.

Sebagian besar pedagang menyepakati skema yang ditawarkan Pemerintah daerah Raja Ampat.

____ ____ ____ ____

Kesepakatan itu terjadi setelah Pemerintah daerah Kabupaten Raja Ampat mengadakan pertemuan dengan para pedangang di Gedung Pari Waisai, Raja Ampat, Senin (21/8/2023).

Dalam pertemuan tersebut, sejumlah pedagang menyampaikan aspirasi, salah satunya terkait fasilitas.

Salah satu pedagang yang juga anggota DPRK Raja Ampat dari Fraksi Golkar, Zainuddin mengungkapkan, pasar mbilim kayam telah lama ingin direlokasikan ke pasar snonbukor. Namun masih ada fasilitas yang kurang di pasar tersebut.

“pemerintah harus segera membangun beberapa fasilitas, seperti terminal untuk penumpang, drainase dan tambatan perahu di pasar snonbukor,” usul Zainuddin.

Lanjut kata dia, saat ini yang menjadi keluhan pedagang pasar mbilim kayam ialah persoalan ekonomi di Kota Waisai. Pasca Covid–19, kondisi ekonomi khususnya di Kota Waisai sangat lesu.

“Terlepas dari DPR, Saya kembali sebagai penjual merasakan kondisi saat ini sangat memiluhkan, ” ujarnya.

Ia berharap kedepan dengan berkembangnya pariwisata, pemerintah daerah mampu membangkitkan kembali perekonomian di Raja Ampat.

“Mudah mudahan dengan kerja sama ini, kemudian ekonomi pulih kembali pedagang pasar bisa menikmati apa yang mereka dambakan selama ini, ” pungkasnya.

Pada kesempatan yang sama, Kapala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperidag) Raja Ampat, Syamsuddin Nimanuhu, mengatakan telah membuat surat pernyataan bagi pedagang pasar mbilim kayam.

Menurut Syamsuddin, surat peryataan yang telah dibuat dari 317 sebanyak 264 orang pedagang pasar mbilim kayam bersedia untuk direlokasikan ke pasar snonbukor.

“Dari 317 sebanyak 264 orang pedagang menyatakan siap pindah. Jadi 70 persen pedagang pasar mbilim kayam siap pindah ke pasar snonbukor, ” jelasnya.

Sebab itu, pihaknya berani mengeluarkan surat pemberitahuan pertama, kedua dan ketiga bagi pedangang tersebut.

“Pasar mbilim kayam sekarang tak bisa lagi mampu menampung pedagang, sedangkan daftar tunggu yang sudah terdaftar di Disperidag sebanyak 100 orang. Apabila itu dipaksakan maka akan merusak estetika Kota Waisai, ” tegasnya. (Kevin)

Komentar