SORONG, PBD – Pemerintah Provinsi Papua Barat Daya menegaskan komitmennya dalam membangun ekonomi berkelanjutan yang berbasis pada pengelolaan alam secara bijak. Langkah ini dilakukan untuk melindungi kekayaan hayati Tanah Papua agar tetap menjadi warisan hidup bagi generasi mendatang.
Komitmen tersebut disampaikan Staf Ahli Gubernur Bidang Ekonomi, Pembangunan, dan Keuangan Provinsi Papua Barat Daya George Yarangga dalam kegiatan Lokakarya Ekonomi Berkelanjutan Berbasis Pengelolaan Alam bertempat di Aston Hotel Sorong, Kota Sorong, Rabu (23/7/25).
George menyoroti potensi luar biasa yang dimiliki kawasan Indonesia Timur, termasuk di wilayah Papua dan Maluku.
“Wilayah ini (Papua dan Maluku) dikenal sebagai salah satu pusat keanekaragaman hayati dunia dengan hutan tropis yang luas, laut yang kaya biota, serta budaya masyarakat adat yang sangat bergantung pada alam,” ujar Staf Ahli Bidang Ekubang PBD, George Yarangga.
Namun, dibalik kekayaan tersebut, diakuinya George Yarangga bahwa terdapat ancaman nyata yang membayangi yakni deforestasi, eksploitasi sumber daya alam yang tidak terkendali, serta dampak perubahan iklim global yang semakin terasa.
“Kekayaan ini bukan hanya menjadi penopang kehidupan masyarakat adat selama berabad-abad, tetapi juga paru-paru dunia dan benteng terakhir keanekaragaman hayati global. Jika tidak ada langkah konkret, kekayaan alam ini hanya akan menjadi cerita masa lalu bagi anak cucu kita,” terangnya.
Dirinya menekankan pentingnya mengubah paradigma pembangunan ekonomi di Papua Barat Daya. Ia menyebut bahwa ekonomi masa depan harus berdiri di atas fondasi keberlanjutan, di mana pengelolaan sumber daya alam menjadi tulang punggung utama.
Lebih lanjut, ia memaparkan beberapa model ekonomi yang didorong pemerintah provinsi antara lain adalah yakni ekowisata berbasis komunitas, pertanian berkelanjutan, perikanan tangkap yang bertanggung jawab serta pemanfaatan hasil hutan bukan kayu secara lestari.
“Model-model tersebut diharapkan mampu menciptakan lapangan kerja, meningkatkan pendapatan masyarakat, serta menjaga kelestarian alam secara bersamaan,” imbuhnya.
Untuk merealisasikan visi ekonomi berkelanjutan ini, George menekankan pentingnya kerjasama lintas sektor. Kolaborasi multipihak mulai dari pemerintah pusat dan daerah, lembaga masyarakat, sektor swasta, akademisi, hingga masyarakat adat dinilai sebagai kunci utama.
“Kita harus duduk bersama, berdiskusi, dan merumuskan langkah-langkah strategis. Hanya dengan inovasi, kolaborasi dan komitmen bersama kita bisa mewujudkan kesejahteraan tanpa mengorbankan kelestarian alam Tanah Papua dan Maluku,” ucapnya.
Ditambahkannya bahwa, melalui lokakarya ini, Pemerintah Provinsi Papua Barat Daya ingin menegaskan bahwa pembangunan dan pelestarian tidak harus berjalan sendiri-sendiri, namun dengan sinergi bersama yang dilakukan seluruh pihak.
“Dengan pendekatan yang holistik dan berbasis kearifan lokal, Papua dan Maluku dapat menjadi model pembangunan hijau yang menginspirasi wilayah lain di Indonesia bahkan dunia,” tandasnya. (Jharu)









Komentar