Momen Harlah NU ke-101, PCNU Kabsor : Karena Besar itu, Kita Terkadang Terbuai dengan Kebesaran Kita

KABUPATEN SORONG, PBD – Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Sorong menggelar perayaan Hari lahir (Harlah) NU ke-101 sekaligus Pelantikan Majelis Wilayah Cabang (MWC) dan Ranting NU Se-Kabupaten Sorong bertempat di halaman Sekretariat PCNU Kabupaten Sorong, Papua Barat Daya, Sabtu (27/1/24).

Ketua Panitia Harlah NU ke-101, Akhmadi menyampaikan bahwa, dalam pelaksanaan rangkaian harlah NU itu, pihaknya melangsungkan pelantikan MWC dan Ranting NU Se-Kabupaten Sorong.

“Selain menyelenggarakan Harlah NU ke-101, kami melaksanakan pelantikan MWC dan Ranting NU Se-Kabupaten. Ada 7 MWC dan 31 Ranting yang dilantik, 7 MWC ini mewakili 7 Distrik, diantaranya Distrik Aimas, Mariat, Mayamuk, Salawati, Klamono, Malabotom dan Moisegen, sedangkan Ranting merupakan pengurus tingkat desa, kampung maupun kelurahan,” kata Ketua Panitia Harlah NU ke-101, Akhmadi.

Sementara itu, Ketua PCNU Kabupaten Sorong, Rofiul Amri mengatakan bahwa, pelaksanaan Harlah NU ke-101 ini Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) mengusung tema Memacu Kinerja, Mengawal Kemenangan Indonesia. Dimana menurutnya, pemilihan tema besar itu berkaitan dengan momentum pesta demokrasi ditahun ini.

“Saat ini, NU telah melewati masa 1 abadnya dan telah memasuki abad keduanya. Jadikan harlah NU ke-101 ini sebagai momentum strategis dalam meningkatkan performa organisasi, sebab NU merupakan organisasi terbesar diseluruh dunia, bahkan menurut survei, warga NU presentasenya 56 persen dari jumlah rakyat Indonesia,” kata Ketua PCNU Kabupaten Sorong, Rofiul Amri.

Dibeberkannya bahwa, dengan jumlah warga NU yang sangat besar itu, bukan tidak mungkin NU banyak dilirik politikus terutama pada momentum pesta demokrasi. Disebutkannya bahwa, saat ini NU tetap menjaga netralitas organisasinya, dengan mengambil sikap luar biasa dengan menonaktifkan sementara seluruh pengurus NU yang terjun langsung dalam pertarungan pemilu 2024.

“Karena besar itu, kita terkadang terbuai dengan kebesaran kita, terkadang ada yang bilang, karena kebesaran itu dianggap seperti buih ditengah lautan, terombang-ambing, kekanan kekiri. Maka PBNU mengabil sikap yang luar biasa dimomen luar biasa Pemilu 2024, dengan menonaktifkan seluruh pengurus NU yang terlibat dalam politik, nonaktifkan bukan diberhentikan, besok kalau sudah selesai tanggal 14 Februari 2024, silahkan kembali lagi bersama dengan kita (NU),” beber Kepala Kementerian Agama Kota Sorong itu.

Lebih lanjut, dipaparkannya bahwa, menjaga netralitas pemilu menurutnya merupakan hal yang penting bagi seluruh pengurus NU. Apalagi menurutnya, PBNU telah melambangkan keindonesiaan. P bertarti Pancasila, B berarti Bhineka Tunggal Ika, N berarti NKRI, dan U berarti Undang-undang Dasar (UUD) 1445.

“Ada empat hal yang senantiasa harus dipengang teguh PBNU, pertama P bertarti Pancasila, B berarti Bhineka Tunggal Ika, N berarti NKRI, dan U berarti Undang-undang Dasar (UUD) 1445,” paparnya.

Dirinya berharap, pengurus MWC dan Ranting yang telah resmi dilantik itu, dapat terus berkonsolidasi dengan semua pihak, sehingga terus terbangun jejaring yang baik, dari atas hingga bawah.

“NU diharapkan dapat terus berkonsolidasi dari tingkat Pusat hingga tingkat Ranting, apalagi saat PCNU disetiap daerah harus diakreditasi dengan minimal memiliki 11 lembaga diikuti pembentukan MWC dan rantingnya. Kami harap, semakin terbangun jejaring dari atas sampai bawah, sehingga proses penyelenggaraan kegiatan NU dapat membawa manfaat lebih besar untuk masyarakat,” harapnya.

Berdasarkan pantauan Sorongnews.com, kegiatan harlah NU ke-101 itu ditandai dengan dilaksanakan pemotongan tumpeng. Setelah itu dilanjutkan dengan Mau’idzoh Hasanah oleh Rektor IAIN Sorong.

Diketahui, dalam momentum harlah NU ke-101 sekaligus Pelantikan MWC dan Ranting NU Se-Kabupaten Sorong, digelar pula Rapat Kerja PCNU Kabupaten Sorong, Istighotsah, dan Sholawat Kebangsaan. (Jharu)

Komentar