Merajut Asa dan Mimpi Anak-Anak Yensawai Lewat Kegiatan “Sharing is Caring”

RAJA AMPAT, – Yensawai adalah sebuah desa pesisir di Pulau Batanta, Kecamatan Batanta Utara, Kabupaten Raja Ampat – Papua Barat. Pada suatu pagi, Rabu (29/6/22), sebuah dermaga kecil di Yensawai ramai oleh warga kampung. Suara gendang dan suling (suling tambur) menyambut kedatangan rombongan yang turun dari speed boad.

Para tamu kampung itu disambut dengan dengan meriah, mereka adalah 10 (sepuluh) relawan dari kegiatan Sharing is Caring (SIC seri 3.0) yang memiliki latar belakang pendidikan berbeda tapi memiliki tujuan sama yaitu hendak berbagi dan belajar bersama anak-anak dan seluruh masyarakat di Kampung Yensawai.

____ ____ ____ ____

Sharing is Caring (SIC) 3.0 merupakan kegiatan yang terlaksana atas kerjasama Komunitas Maganan Misool, Papua Berbagi, Sahabat Vii dan APERA (Anak Pesisir Raja Ampat) serta beberapa pihak yang memberikan dukungan dalam bentuk donasi dan kebutuhan kegiatan yang berlangsung dari hari Rabu hingga
Sabtu, (29/6 – 2/7/22).

Speed boat putih yang kami naiki dari Pelabuhan Marina Star juga membawa berbagai perlengkapan serta kebutuhan selama kegiatan, termasuk barang barang hasil donasi berupa buku-buku cerita, alat tulis, tumbler, bingkisan makanan dan lainnya yang akan dibagikan pada anak-anak di Kampung Yensawai tersebut, disambut langsung oleh Bapak Ape Sipata salah satu perwakilan pemerintah kampung Yensawai.

Perjalanan yang membutuhkan waktu sekitar dua jam itu kami lalui dengan kondisi hujan deras. Rasa lelah diperjalanan itu ada, tapi tidak terasa, saat lebih dari 50 anak dengan sangat semangat menyambut kedatangan kami.

“Selamat datang dan saya sangat berterima kasih untuk adik-adik semua sudah mau datang di Kampung Yensawai, semoga kegiatannya bisa berjalan dengan baik”, ucap Ape Sipata, perwakilan pemerintah kampung.

Salah satu relawan, Riska Aulia yang sehari-hari bekerja sebagai seorang guru TK, mengatakan sangat antusias mengikuti kegiatan ini karena menurutnya ketika ia bisa berbagi, sekecil apapun itu, ada rasa senang dan puas yang muncul dalam hati, apalagi melihat keceriaan anak-anak dan semangat mereka untuk belajar.

Begitupun Baltasar Nahak, salah satu relawan yang mengikuti kegiatan ini mengucapkan ribuan terima kasih kepada seluruh warga yang telah menyambut dan menerima para relawan dengan sangat baik dan berkomitmen untuk mendukung kegiatan hingga selesai nantinya.

Dari Rabu hingga Sabtu, macam-macam aktivitas dan kegiatan dilakukan bersama. Mulai dari bermain bersama, belajar bersama hingga perlombaan untuk lebih memeriahkan acara.

Anak-anak yang ikut mulai dari anak yang belum masuk sekolah, hingga anak sekolah dasar dari kelas 1 hingga kelas 6. Materi yang diajarkan sangat beragam, mulai dari ilmu pengetahuan umum, sejarah Indonesia, bahasa inggris, edukasi lingkungan dan lainnya.

Anak-anak sangat antusias mengikuti kegiatan. Terbukti dengan hadirnya seluruh anak pada seluruh rangkaian kegiatan dari hari pertama hingga hari terakhir yang diikuti oleh lebih dari 80 peserta, padahal target awal kegiatan SIC 3.0 hanya 50 anak usia 6-12 tahun.

Sesi-sesi lainnya juga banyak dilakukan bersama, seperti berenang bersama di dermaga sambil sharing tentang pentingnya menjaga lingkungan.

Setelah melaksanakan kegiatan berenang, Baltasar, salah seorang relawan memberikan dongeng tentang dua binatang penghuni Danau Sentani. “Pada zaman dahulu di Danau Sentani, hiduplah seekor burung dan seekor ikan gabus”, ucapnya mengawali cerita tersebut.

Di atas dermaga laut Yensawai, anak-anak
sangat serius mendengarkan kisah yang diceritakan. Dari dongeng tersebut, Baltasar hendak mengajak anak-anak untuk mau menjaga lingkungan dan keberagaman biota yang ada di danau (laut/lingkungan) karena itu semua sangat penting untuk kehidupan banyak makhluk, khususnya untuk masyarakat Kampung Yensawai yang sehari-hari  sangat bergantung pada hasil laut.

Di hari terakhir, relawan dan seluruh anak-anak melakukan aksi “Beach Clean Up”, aksi bersih-bersih seluruh area pinggiran pantai Kampung Yensawai. Dalam kegiatan tak lupa pula kembali mengingatkan untuk mengurangi penggunaan sampah plastik dan tidak membuang sampah sembarangan ke laut agar ke depannya pinggiran pantai bisa selalu bersih dan diharapkan anak-anak bisa menjadi duta-duta kecil untuk masa depan lingkungan Kampung Yensawai.

Kegiatan ditutup dengan acara Pohon Impian, yaitu sharing tentang mimpi untuk menyemangati anak-anak agar selalu mementingkan pendidikan guna mewujudkan mimpi yang dituliskan. Mimpi anak-anak Kampung Yensawai sangat beragam, ada yang hendak menjadi Guru, Tentara, Polisi, Suster, Pendeta dan masih banyak lagi.

“Saya ingin jadi pendeta kak”, ucap Meiti, salah satu anak yang tunjuk tangan
menceritakan mimpinya.

Kemudian di akhir kegiatan, Bintang salah satu relawan, meminta Meiti untuk menutup kegiatan dalam doa serta mendoakan seluruh cita-cita yang adik-adik miliki.

“Saya, mewakili Anak Pesisir Raja Ampat sangat berterima kasih pada kakak-kakak semua, sudah mau datang ke Kampung Yensawai, membuat kegiatan dan mengajar anak-anak. Kegiatan SIC 3.0 ini sangat luar biasa dan berhasil. Pastinya akan membawa dampak yang baik untuk generasi baru di kampung Yensawai”, ungkap Constantinus Saleo selaku founder APERA, pemuda peduli konservasi asli Suku Biak Raja Ampat dari Kampung Yensawai.

“Bagi teman-teman semua, teruslah mendidik dan mencerdaskan anak di pelosok dan menjadi berkah bagi orang lain karena kelak mereka akan melanjutkan perjuangan ini. Ketika kita memiliki ilmu setinggi langit namun tidak bermanfaat bagi orang lain maka itu akan sia-sia, dan sebaliknya”, ungkapnya saat menutup kegiatan.

***Bintang Kasih. S.***
***Penulis adalah volunteer kegiatan SIC 3.0***

Komentar