Kota Sorong Alami Deflasi 0,30 Persen, Ikan Mumar dan Lema Salah Satu Penyebabnya

SORONG, – Kota Sorong mengalami Deflasi sebesar 0,30% pada bulan November 2021. Hal ini disampaikan Kepala Badan Pusat (BPS) Kota Sorong, Merry saat konferensi pers di kantor BPS Kota Sorong, Papua Barat, Rabu (1/12/21).

Dijelaskan olehnya bahwa dari 90 Kota Indeks Harga Konsumen (IHK) se Indonesia, ada 84 Kota mengalami inflasi dan 6 Kota mengalami deflasi termasuk Kota Sorong. Dimana Inflasi tertinggi terjadi di Sintang sebesar 2,01 persen dengan IHK sebesar 113,80 dan terendah terjadi di Pontianak sebesar 0,02 persen dengan IHK sebesar 107,06 serta Bima sebesar 0,02 persen dengan IHK sebesar 105,89. Sementara deflasi tertinggi terjadi di Kotamobagu sebesar 0,53 persen dengan IHK sebesar 107,95 dan terendah terjadi di Tual sebesar 0,16 persen dengan IHK sebesar 108,77.

Ditambahkan oleh Merry bahwa Deflasi terjadi karena adanya penurunan harga yang ditunjukkan oleh turunnya beberapa indeks kelompok pengeluaran, yaitu kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 1,11 persen, kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 1,29 persen, kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,11 persen, kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,16 persen dan kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 0,08 persen.

Sedangkan kelompok yang mengalami inflasi, yaitu kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 0,06 persen, kelompok kesehatan sebesar 0,01 persen, kelompok transportasi sebesar 1,63 persen, serta kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 0,02 persen. Kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya; serta kelompok pendidikan tidak mengalami perubahan indeks.

Sementara tingkat inflasi tahun kalender (Januari–November) 2021 sebesar 2,19 persen dan tingkat inflasi tahun ke tahun (November 2021 terhadap November 2020) sebesar 3,11 persen. Hal ini menurut Merry masih wajar karena tidak melebihi target dari pemerintah yaitu lebih dari 4%.

“Kami akan memantau pergerakan harga sejumlah komoditi pada bulan Desember, apalagi menjelang Natal dan Tahun Baru. Semoga tidak melebihi target pemerintah untuk tingkat inflasi lebih dari 4 persen. Kami juga berharap dengan adanya data yang disampaikan oleh BPS dapat menjadi acuan sejumlah stakeholder maupun Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) untuk melakukan pengawasan harga jelang Natal dan Tahun Baru. TPID diharapkan dapat memantau ketersediaan stok barang agar tidak terjadi kelangkaan yang berdampak pada kenaikan harga barang, terutama komoditi kebutuhan pokok seperti beras, gula, telur, minyak goreng dan rica,” terang Merry.

Adapun sejumlah komoditas yang turut andil pada deflasi adalah Ikan Mumar yang turun sebesar 0,40%, Ikan Lema 0,15%, Sawi hijau,0,13%, Kangkung 0,11% dan Ikan ekor kuning 0,10%. Sedangkan komoditi yang turut andil dalam inflasi adalah angkutan udara sebesar 0,10%, Tomat 0,13%, Ikan tongkol 0,11%, Ikan Teri 0,10% dan Cabai Rawit sebesar 0,07%. (Oke)

Komentar