Klamono Tra Kosong, Api Abadi PON XX Diambil Dari Sana dan Akan Dikirab Keliling Papua

SORONG, – Perhelatan akbar Pekan Olahraga Nasional (PON) XX di Provinsi Papua diawali dengan prosesi pengambilan Api abadi di PLTMG Klamono milik PT Pertamina, di kampung Klasafet Distrik Klamono Kabupaten Sorong, Papua Barat, Sabtu (25/9/21).

Ratusan warga Klamono tumpah ruah memenuhi ruas jalan Kampung Klasafet. Anak-anak sekolah dengan antusias membawa bendera merah putih menyambut kedatangan panitia PON dan pejabat daerah. Sejumlah pemilik ulayat juga terlihat menyambut kedatangan panitia PON. Bukan dengan spanduk selamat datang melainkan spanduk ungkapan hati mereka selama ini agar lebih diperhatikan lagi oleh pemerintah.

Namun dengan rasa bangga serta keharuan, warga pemilik ulayat mengantar panitia PON bersama pejabat menuju lokasi pengambilan api PON. Bukan hanya itu, pemilik ulayat yang terdiri dari tiga marga yaitu marga Idik, marga Mamringgofok dan marga Klawom mementaskan teatrikal sejarah penemuan minyak bumi di tanah mereka.

Diawali dengan mencari sumber air, ternyata mereka menemukan sumber minyak disana. Kegiatan eksplorasi pertama kali di wilayah Sorong dilakukan di daerah Klamono, wilayah ini adalah bagian dari sejarah panjang penemuan minyak bumi di Hindia Belanda abad ke XIX. Memasuki abad ke XX, pemerintah Belanda mulai memperluas pengaruhnya ke Klamono. Melalui NNGPM (Nederlansche Nieuw Guinea Petroleum Maatschappij) mulailah aktivitas pengeboran minyak bumi di Sorong sejak tahun 1935. Sejak itulah wilayah Sorong dikenal dengan sebutan ‘Kota Minyak’.

Selaras dengan Klamono, wilayah dimana ditemukannya Minyak dan Gas pertama di Papua, juga merupakan ‘Awal’ pesatnya perkembangan Industri Minyak dan Gas yang hingga kini terus berperan penting dalam kehidupan manusia sejak abad ke XX. Api abadi yang diambil dari Klamono juga akan menjadi ‘Awal’ Penyelenggaraan Kirab Api PON di Tanah Papua dan sejarah baru di Republik ini.

Kepala Distrik Klamono, Octavianus Kollin mengaku sangat terharu dengan ketiga marga pemilik ulayat yang memberikan dukungan penuh dengan pengambilan Api Abadi PON XX. Ia mengatakan bahwa sampai tahun 2020, ketiga marga terus berupaya memperjuangkan kesejahteraan bagi kehidupan mereka. Mereka berharap dapat lebih diperhatikan oleh pemerintah. Namun dengan adanya perhelatan PON XX, egoisme kesulungan mereka nomor duakan. Mereka merangkul panitia PON XX untuk dapat mengambil api abadi di Klamono dan selanjutnya dapat menerangi seluruh Papua pada PON XX.

“Saya sangat terharu sekali dengan antusias warga dan marga pemilik ulayat yang mendukung penuh pengambilan Api Abadi di Klamono. Apalagi dimasa padnemi Covid-19 seperti saat ini, mereka tetap semangat,” haru Octavianus.

Warga suku Moi saat menari teatrikal mengenai sejarah perminyakan di Klamono/Oke

Mariana Ulimpa, mewakili Marga Idik mengaku meski kecewa dengan perhatian pemerintah kepada ketiga marga di Klamono. Ia turut bangga dan bersuka cita karena dapat menorehkan sejarah di Indonesia dengan menjadi salah satu perwakilan marga yang mengambil Api Abadi PON dari tungku api dan menyulutnya kedalam lentera yang berbentuk serupa alat musik tradisonal Papua, Tifa.

Usai disulut didalam lentera, tak lupa sejumlah pejabat, tamu undangan dan warga mengabadikan diri di depan tungku Api Abadi dan lentera Api PON XX. Usai berfoto, kedua lentera API PON XX kemudian dikirab menuju Pendopo kediaman Bupati Sorong, di Tugu Merah, Kabupaten Sorong, Papua Barat untuk disemayamkan selama dua hari dan akan dikirab keliling Kabupaten menuju Kota Sorong dan diterbangkan ke Kabupaten Biak melalui bandara udara Domine Eduard Osok, Senin (27/9/21).

Perwakilan DPD RI, Mamberop Rumakeik yang turut hadir dalam pengambilan Api Abadi PON mengaku bangga dan bahagia karena sebagai anak Klamono yang lahir dan menghabiskan masa kecilnya di kampung tersebut dengan bangga menyebutkan bahwa Klamono tra kosong. Nama Klamono yang dulu tak dikenal orang menjadi terkenal dengan dipercayakan sebagai tempat pengambilan api abadi PON XX Papua.

Ia berharap dengan semakin terkenalnya Klamono melalui titik pengambilan Api PON XX berdampak pada kesejahteraan masyarakat setempat sekalig menjadi titik balik dan pemicu semangat generasi muda khususnya dari suku Moi agar dapat berprestasi baik dalam bidang olah raga maupun bidang lainnya. Meski ditengah pandemi Covid-19 dan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Perhelatan akbar Kirab Api PON XX dan pelaksanaan PON XX, Ia berharap semua dapat berjalan dengan kemurahan Tuhan, berjalan aman, lancar dan sukses.

“Terima kasih kami sampaikan kepada Presiden Joko Widodo, Kemenpora dan panitia PON yang sudah mempercayakan Papua sebagai tuan rumah PON XX dan Papua Barat khususnya Kampung Klamono di Sorong menjadi tempat pengambilan api abadi,” terang Mamberop.

Api Abadi

Api menjadi salah satu elemen penting dalam peradaban manusia, sejak zaman pra- modern hingga saat ini. Api memiliki peran fundamental dalam kelangsungan hidup umat manusia, secara fungsi teknis maupun filosofis. Secara ilmiah, “api adalah wujud dari energi panas yang dihasilkan dari reaksi kimia eksotermik suatu bahan bakar yang mengalami oksidasi cepat dalam proses pembakaran”.

Dalam setiap Pagelaran Olahraga, Api dimaknai sebagai unsur yang kompleks dan menjadi sumber kehangatan yang tak pernah padam. Sementara, kobaran Api adalah metafora dari semangat berkompetisi dan sportivitas untuk meraih prestasi. Pada Api yang menyala tersirat makna tentang kekuatan dan keteguhan. Oleh karenanya, Api menjadi bagian tak terpisahkan dalam setiap penyelenggaraan Pesta Olahraga Nasional maupun Internasional.

Sejarah mencatat, selama lebih dari 1 (satu) abad, Api menjadi simbol utama dalam pagelaran pesta olahraga dunia. Begitu juga dengan perhelatan Pekan Olahraga Nasional di Indonesia yang kali pertama diselenggarakan pada 1948 di Kota Surakarta Jawa tengah. Pengambilan Api PON dari Sumber Api Alami yang berasal dari Perut Bumi dikenal dengan sebutan ‘Api Abadi’.

Security Pertamina berpose dengan Api Abadi/Oke

Sumber Api Abadi Klamono – Sejak abad ke XX hingga pelaksanaan PON ke XX

Titik pengambilan Api PON XX Papua 2021 dilakukan di Maladuk, Klamono, Kabupaten Sorong, Papua Barat. Berlokasi di PLTMG (Pembangkit Listrik Tenaga Mesin Gas) Lapangan Klamono PT. Pertamina EP. Cepu Regional 4 Zona 14 Field Papua.

Mengapa lokasi tersebut dinyatakan pantas menjadi lokasi pengambilan Api Abadi? Karena, Indonesia yang kaya akan sumber daya alam, sejak dahulu terkenal memiliki beberapa wilayah penghasil minyak dan gas bumi, salah satunya di Kabupaten Sorong, Papua Barat. Kegiatan eksplorasi pertama kali di wilayah Sorong dilakukan di daerah Klamono, wilayah ini adalah bagian dari sejarah panjang penemuan minyak bumi di Hindia Belanda abad ke XIX.

Memasuki abad ke XX, pemerintah kolonial Belanda mulai memperluas pengaruhnya ke Klamono, Kabupaten Sorong, sebuah kota di Provinsi Papua Barat, Indonesia saat ini. NNGPM (Nederlansche Nieuw Guinea Petroleum Maatschappij) mulai melakukan aktivitas pengeboran minyak bumi di Sorong sejak tahun 1935. Sejak itulah kota ini dikenal dengan sebutan ‘Kota Minyak’.

Eksplorasi Minyak dan Gas di Kabupaten Sorong secara khusus di Klamono sebagai tempat pertama kali ditemukannya Minyak dan Gas di Tanah Papua dimulai pada tahun 1936, dan sampai saat ini sudah berusia lebih dari 85 Tahun, maka sudah selayaknya pengambilan API PON XX Tahun 2021 Provinsi Papua mengambil sumber Api Abadi dari gas alam yang ada di KLAMONO.

Selaras dengan Klamono, wilayah dimana ditemukannya Minyak dan Gas pertama di Papua, juga merupakan ‘Awal’ pesatnya perkembangan Industri Minyak dan Gas yang hingga kini terus berperan penting dalam kehidupan manusia sejak abad ke XX. Api abadi yang diambil dari Klamono juga akan menjadi ‘Awal’ Penyelenggaraan Kirab Api PON di Tanah Papua. Sehingga melalui lokasi yang memiliki nilai historis yang kuat ini, Indonesia pun mencatatkan sejarah baru penyelenggaraan PON XX untuk pertama kalinya di Papua.

Sebagai tuan rumah pengambilan Api Abadi PON XX, PLTMG (Pembangkit Listrik Tenaga Mesin Gas) Lapangan Klamono PT. Pertamina EP. Cepu Regional 4 Zona 14 Field Papua pun bersiap mencatatkan sejarah sebagai lokasi pengambilan api abadi dan sukses menyedot perhatian publik ke wilayah kecil di Kabupaten Sorong bernama Klamono.

Hadir dalam pengambilan api PON XX, Asisten bidang administrasi Setda Papua Barat, Reymond Richard Hendrik Yap, Kepala SKK Migas Papua-Maluku, Subagyo, Dandim 1804 Sorong, Letkol Inf Budiman, Wakil Bupati Sorong, Suka Harjono dan pejabat lainnya. Kegiatan dilakukan dengan tetap mematuhi protokol kesehatan Covid-19.

Dari Rahim bumi, api murni dari alam ini akan melakukan perjalanan udara melintasi jarak ribuan kilometer. Api diambil dari Klamono, Wilayah Adat Doberai, Kabupaten Sorong, Provinsi Papua Barat, kemudian mengelilingi 5 wilayah adat di Provinsi Papua selama 6 hari berturut-turut dari 27 September hingga 2 Oktober 2021. Kirab Api PON XX dimulai dari Sorong, Biak (Saereri), Timika (Mee Pago), Wamena (Lapago), Merauke (Anim Ha), Kabupaten Jayapura dan Kota Jayapura (Mamta), dan berakhir di Stadion Lukas Enembe Kabupaten Jayapura. Di setiap kota, Api akan diterima dan dikirabkan mengelilingi kota kemudian disemayamkan sebagai simbol untuk ‘membagikan kehangatan’ bagi seluruh masyarakat Papua dan akan dikobarkan pada pembukaan PON di Jayapura pada 2 Oktober mendatang. (Oke)

Komentar