SORONG,- Momentum hari perempuan internasional jatuh hari ini, Selasa (8/3/22). Dimana hari perempuan internasional ini, merupakan hari ditunggu-tunggu untuk merayakan segala prestasi sosial, ekonomi, budaya dan politik perempuan saat ini.
Sama halnya seperti salah satu wanita kelahiran Kota Sorong, Papua Barat ini. Bripda Mefriana Kaburu, perempuan berusia 21 tahun yang memilih berkarir sebagai Polisi Wanita (Polwan). Saat ini, Ia bertugas pada satuan Polres Sorong Kota, dengan mengemban tugas sebagai Bagian Satuan Intelkam Polres Sorong Kota.
Bripda Mefriana Kaburu mengatakan sejak kecil Ia sudah memiliki cita-cita menjadi seorang Polwan. Apalagi orang tuanya sangat mendukung kemauannya sehingga Ia bertekad agar bisa bergabung bersama taman-taman dalam satuan kepolisian. Hingga kini keinginannya tercapai dan bisa bergabung kurang lebih selama tiga tahun sebagai seorang Polwan (Polisi Wanita).
Diceritakan Mefriana selama bekerja sebagai pengabdi negara, tentu banyak suka dan duka yang harus dilalui, pasalnya tidak semua orang bisa bekerja sebagai seorang Polwan, dimana begitu banyak tantangan yang harus dilewati.
“Kalau misalnya ada demo kan kita polwan yang turun tapi kan ada tahapan yang perlu dilalui. Misalnya, Kami Polwan yang turun duluan, kalau situasinya fatal berarti polisinya yang turun,” ungkapnya.
Ia mengatakan selama tiga tahun menggeluti profesi Polwan, yang sangat berkesan menurutnya saat Ia ditempatkan pada pelayanan SKCK
“Yang paling berkesan itu, ketika sa (saya) ada di pelayanan SKCK, bisa layani masyarakat Kota Sorong dari berbagai latar belakang berbeda. Coba bayangkan kalau kita tidak punya profesi seperti ini, kalau minta orang punya KTP dan lainnya atau bikin surat kehilangan belum tentu dapat,” terang Mefriana.
Menurut Mefriana posisi laki-laki dan perempuan dalam satuan kepolisian tentu saja sama, pasalnya Polwan maupun Polisi dituntut untuk selalu menjaga dan memelihara Kamtibmas agar tetap kondusif.
Dia berkata, selama tiga tahun bertugas dirinya telah mengambil banyak pelajaran oleh masyarakat apalagi saat melakukan pelayanan SKCK.
“Saat itu sa tangani pelayanan SKCK, ada warga yang bilang kok biaya pengurusan mahal sekali, kadang marah-marah kenapa kita musti bayar lagi kah, jadi Sa harus sabar dan jelaskan baik-baik saja menghadapi mereka,” ungkapnya.
Mefriana berharap, kepada semua perempuan khusunya perempuan Asli Papua, semoga dengan momentum peringatan Hari Perempuan Internasional ini. Perempuan tetap berjuang agar cita-cita maupun keinginan setiap perempuan bisa diwujudkan.
“Jangan cuma tidur dan bermimpi namun bangunlah dan wujudkan mimpi kalian Perempuan-Perempuan hebat Papua,” tutupnya. (Fatrab)
Komentar