SORONG,- Memperingati hari Dharma Samudera prajurit TNI AL melakukan upacara dan penaburan bunga sebagai tanda mengenang jasad para pejuang dan patriot bangsa yang berlangsung di KRI Teluk Weda 526, dermaga Lantamal XIV Kota Sorong, Papua Barat, Sabtu (15/122).
Sebagai Irup dalam peringatan tersebut Kepala Staf Koarmada III Laksamana Pertama TNI Yeheskiel Katiandagho diikuti seluruh personil TNI AL berlangsung dengan khidmat.
Dalam smabutannya, KS Armada III membacakan amanah Kepala Staf TNI AL (Kasal) Laksamana TNI Yudo Margono mengatakan bahwa letak Geografi negara kesatuan Republik publik Indonesia yang strategis merupakan anugrah Tuhan Yang Maha Kuasa, apalagi saat ini dilengkapi dengan berbagai sumber daya alam yang melimpah baik darat maupun di bawah dasar laut. Hal inilah yang menjadikan Indonesia sebagai negara yang memiliki arti penting terhadap bangsa bangsa di dunia.
Tidak mengherankan bila sejak dahulu kala berbagai bangsa berusaha untuk memegang kendali, bahkan menguasai wilayah Nusantara.
Sejauh ini praktik praktik kolonialisme yang diikuti dengan gerakan ekspansi bangsa lain membuat bangsa Indonesia hari mengalami masa-masa perjuangan untuk merebut kemerdekaan kalah itu. Bahkan perjuangan tersebut tidak berhenti setelah proklamasi.
Selain itu, pada sisi lain sejarah panjang perjuangan bangsa juga telah membentuk semangat patriotisme, semangat rasa cinta terhadap bangsa dan negara, yang mana telah melampaui kecintaan mereka kepada dirinya sendiri.
Perjuangan bangsa ini sambungnya, dilaksanakan pada berbagai palagan, baik darat, udara bahkan laut. Hal tersebut tentunya tak akan lekang dari catatan sejarah bangsa Indonesia.
Dikatakan Yeheskiel Seperti sejarah salah satu Kapten Markandi dengan perahu cadik tak gentar melawan patroli Belanda di Selat Bali, kemudian mencegah penjajah agar tidak berkuasa kembali.
Bukan hanya itu, Salah satu sejarah Letnan Samadikun dalam menentang korvet dan destroyer Belanda di Teluk Cirebon. Demi mempertahankan kedaulatan negara yang telah merdeka ini. Selanjutnya Prajurit KRI Nanggala yang tabah dalam patroli selamnya, sehingga gugur saat menjalani tugas negara.
Dari berbagai sejarah tersebut sambungnya, ternyata masih terdapat banyak sejarah lainnya yang tercatat maupun tidak tercatat mereka inilah yang memberikan sebuah tauladan dan mengajarkan keberanian dalam membela kebenaran, yang berani menderita, untuk cita-cita mulia serta rela mengorbankan jiwa raga, demi bangsa dan negara.
Ia mengatakan momentum peringatan hari Dharma Samudera kali ini, kiranya memacu para prajurit untuk menghayati meresapi dan meneladani nilai-nilai patriotisme, heroisme serta kepemimpinan yang telah diwariskan oleh para pejuang samudera dalam pengabdiannya terhadap bangsa dan negara.
Dalam berbagai perjuangan tentu tak terlepas dari berbagai tantangan. Namun tantangan tersebut tidaklah sama seperti masa lalu karena menurutnya, yang tidak berubah adalah prinsip dan nilai nilai kepahlawanan yang selaras dengan semangat Jalesveva Jayamahe.
“Hal inilah justru di laut kita jaya, saya berharap agar setiap peringatan hari Dharma Samudera ini kembali menginspirasi bangsa Indonesia untuk terus membangun dan membangkitkan kembali kejayaan sebagai bangsa pelaut, sebagai bangsa yang irama nafasnya seiring dengan irama gelombang samudera,” ungkapnya.
Upacara Dharma Samudera tersebut dilaksanakan dengan mematuhi protokol kesehatan yaitu menggunakan masker dan mencuci tangan sebelum menaiki KRI Teluk Weda. (Fatrab)
Komentar