MERAUKE, – Partai final di kelas 57 kg kategori gaya bebas putra yang merupakan hari keempat perhelatan cabor gulat Pekan Olahraga Nasional (PON) XX Papua 2021 mempertemukan dua pegulat yang sama-sama tangguh, Zainal Abidin dari Kalimantan Timur (Kaltim) berhadapan dengan Puji Prastiyo dari Jawa Timur (Jatim).
Pertandingan yang berlangsung sangat ketat di GOR Head Sai Merauke, Papua, Senin (11/10/21) ini akhirnya dimenangkan oleh Zainal Abidin dari Kaltim dengan skor 3-0 setelah bermain selama 2 ronde kali 3 menit.
Zainal Abidin sukses mempersembahkan medali emas pertama untuk Kalimantan Timur. Puji Prastiyo mempersembahkan medali perak bagi Jatim.
Untuk medali perunggu dikelas 57 kg ini akhirnya berhasil diraih oleh pegulat Debi Haryanto dari Bengkulu yang berhasil mengalahkan pegulat M.Seman dari Kalimantan Selatan (Kalsel) dengan kemenangan angka skor 4-4.
Namun Debi Haryanto dinyatakan menjadi pemenang karena merebut 2 poin terakhir.
Dalam olahraga gulat jika kedua pegulat memperoleh angka yang sama maka yang memperoleh angka terakhir yang akan menjadi pemenang.
Di final kelas 65 kg gaya bebas putra pegulat Arbainsyah dari Kalsel juga berhasil meraih medali emas yang pertama untuk Kalimantan Selatan di cabor gulat.
Arbainsyah dengan meyakinkan, mengalahkan pegulat Heru Fernandes dari Sumatera Barat dengan skor 8-0.
Sedangkan medali perunggu untuk kelas ini diraih oleh Ardiansyah dari Kalimantan Timur yang sukses mengalahkan Aji Hakiki dari Banten untuk kedua kalinya dengan skor 12-2 dibabak pertama.
Pertandingan tidak dilanjutkan karena Ardiansyah sudah unggul 10 poin atas Aji Hakiki. Sebelumnya, kedua atlet gulat putera ini sudah bertemu di babak penyisihan dan Ardiansyah menang dengan selisih skor yang cukup jauh.
Perunggu untuk kelas 74 kg akhirnya direbut oleh pegulat Pegulat asal Jatim, Rahmat Hadi W setelah mengalahkan Gilang Ilhaza dari Sumatera Barat dengan skor 8-0.
Sedangkan medali perunggu untuk kelas ini diraih oleh pegulat asal Kalimantan Selatan, Rendy Aditya yang berhasil mengalahkan pegulat tuan rumah PON XX, Heri Fadli H. (Hida)
Komentar