SORONG, PBD – Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Papua Barat Daya, Yusdi Lamatenggo, menegaskan bahwa pramuwisata memiliki peran vital dalam membangun citra pariwisata daerah. Dalam sambutannya pada pengukuhan pengurus DPD HPI Papua Barat Daya, Kamis (27/11/25).
Ia menyampaikan bahwa Sorong sebagai pintu gerbang Papua Barat Daya menuntut kualitas SDM pramuwisata yang unggul dan profesional.
“Pemandu wisata adalah wajah pertama yang ditemui wisatawan. Mereka membawa kesan pertama tentang keamanan, keramahan, dan budaya kita. Maka attitude, karakter, dan disiplin adalah kuncinya,” ujar Yusdi.
Yusdi menjelaskan bahwa Sorong memegang peran strategis karena menjadi jalur utama menuju Raja Ampat, destinasi prioritas nasional berdasarkan Perpres 18 Tahun 2020 dan diperkuat Perpres 87 Tahun 2024. Dengan posisi itu, kemampuan pramuwisata menjadi sangat menentukan kualitas pengalaman wisatawan.
“Kita dianugerahi Raja Ampat. Tapi keindahan itu tidak bermakna tanpa pendampingan yang profesional. Wisatawan membawa pulang pengalaman yang dibentuk oleh bagaimana seorang guide memperlakukan mereka,” katanya.
Dalam kesempatan itu, Yusdi juga menekankan bahwa pramuwisata harus siap menghadapi dinamika lapangan yang sering berubah. Karena itu, ia meminta seluruh anggota HPI untuk memegang prinsip 3 SI:
1. Adaptasi yaitu mampu menyesuaikan diri dengan berbagai kondisi wisatawan dan situasi lapangan.
2. Improvisasi yaity mampu mencari solusi cepat dan tepat ketika menghadapi kendala teknis.
3. Kolaborasi yaitu bekerja bersama pemerintah, pelaku usaha, masyarakat, dan komunitas untuk menciptakan pengalaman terbaik bagi wisatawan.
“Industri pariwisata tidak bisa berjalan sendiri. Semua harus berkolaborasi, dan teman-teman pramuwisata adalah garda depan dari kolaborasi itu,” ujar Yusdi.
Yusdi menambahkan bahwa seorang pemandu wisata harus bekerja berdasarkan nilai 4 AS yaitu :
1. Bekerja keras melayani wisatawan dengan optimal.
2. Bekerja cerdas memahami budaya, karakter, alam, dan seluk-beluk destinasi.
3. Bekerja tuntas memastikan pelayanan selesai dengan baik dari awal hingga akhir.
4. Bekerja ikhlas karena pelayanan pariwisata menyangkut hati dan sikap.
“Ketika pramuwisata memegang 4 AS, maka pelayanan yang muncul adalah pelayanan yang berkarakter dan membuat wisatawan ingin kembali,” tegasnya.
Dalam sambutannya, Yusdi juga menyinggung Maurits Kafiar, pemandu burung dari Papua Barat yang sudah diakui dunia. Menurutnya, kualitas itu lahir dari kombinasi pengetahuan, dedikasi, dan etika kerja yang kuat.
“Kompetensi seperti itu tidak bisa dipelajari hanya diam-diam. Itu hasil disiplin, latihan, dan sikap profesional. Dan itu yang harus menjadi standar,” ujarnya.
Yusdi berharap pelantikan pengurus HPI Papua Barat Daya menjadi momentum untuk meningkatkan kualitas pelayanan wisata, memperkuat karakter pramuwisata, dan mendorong percepatan pembangunan pariwisata.
“Pelantikan ini harus menjadi momentum. teman-teman pramuwisata harus lebih hebat, lebih semangat, dan menjadi pendukung utama pariwisata Papua Barat Daya,” tutupnya. (oke)














Komentar