Jagung Jokowi Sempat Mati Kini Siap Dipanen

SORONG, – Masih ingat, tanaman jagung yang ditanami oleh RI-1 Presiden Joko Widodo pada kunjungan kerjanya di wilayah Sorong, Papua Barat, Senin, (4/9/21). Jagung yang ditanam Presiden RI didampingi ketua DPR RI Puan Maharani dan Menteri Pertanian Yasin Limpo itu ternyata sempat mati dan tidak berkembang dengan baik.

Dari sumber yang diperoleh sorongnews.com, bahwa ada kesalahfahaman dalam komunikasi antara Dinas Pertanian dengan para Petani yang ikut terkait saat penanaman jagung dilahan seluas ¾ atau 750 meter persegi yang terletak di SP 1 Kabupaten Sorong tersebut bersama Presiden Joko Widodo, sehingga membuat Petani yang menggarap lahan maupun Dinas Pertanian yang bertanggung jawab atas lahan tersebut merasa kecewa.

Pemilik Lahan jagung, Untung Wahyudi yang sekaligus Ketua Kelompok Tani Maju Makmur dan sudah 10 tahun lebih menjadi petani jagung saat ditemui tim mengungkapkan kekecewaannya di ladang miliknya, SP 1 Kabupaten Sorong, belum lama ini.

Untung Wahyudi yang merupakan pemilik lahan serta Ketua Kelompok Tani Maju Makmur mengungkapkan bahwa saat penanaman ada kesalahan komunikasi antara Dinas terkait dengan kelompok tani. Dikatakan olehnya bahwa dalam kegiatan penanaman tersebut itu ada 4 kelompok tani yang terdiri dari 25 orang perkelompoknya.

“Nah seharusnya dijelaskan bagaimana cara menanam bibit jagung yang benar menggunakan alat bantu yang telah disediakan, sehingga jarak antara bibit yang ditanam tidak berdempetan, mungkin karena ada yang tidak tahu, itu sebabnya penanaman bibit jagung hibrida tersebut tidak dapat tumbuh dengan baik, makanya saya semprotlah tanaman jagung Pak Jokowi supaya mati dan ditanam kembali,” Ucap Untung Wahyudi.

Sementara itu, Dijelaskannya kembali oleh Untung Wahyudi, mengenai urusan lahan jagung yang sempat kering dan mati itu sudah selesai. Ia juga menepis kabar terkait matinya tanaman tersebut dikarenakan ganti rugi yang tidak sesuai.

“Tidak ada itu hubungannya dengan ganti rugi, ganti rugi sudah selesai semua. Pihak dinas Pertanian Kabupaten Sorong sudah membayarkan ganti rugi lahan, ini saya semprot itu awalnya karena sebelum ditanami bibit jagung hibrida saya tanam jagung manis, tapi karena disuruh seragam tanam jagung tongkol dua (hibrida) serta bibit jagung hibrida yang ditanami pada saat Presiden datang itu bibit jagung yang ditanami tidak dapat tumbuh dengan baik, makanya sengaja saya semprot biar mati. Setelah itu baru ditanami kembali jagung hibrida biar sama semua,” jelas Untung Wahyudi.

Untung Wahyudi

Untung mengatakan, sesuai informasi yang didapatkannya dari pihak Dinas Pertanian bahwa Menteri Pertanian akan berkunjung kembali ke Sorong awal Januari mendatang untuk melakukan panen perdana jagung hibrida. Oleh karena itulah maka para petani inisiatif untuk serentak menanam ulang jagung hibrida.

“Katanya Pak Menteri mau datang ke sini lagi untuk panen perdana jagung hibrida, makanya saya inisiatif ditanami ulang biar lebih bagus lagi nanti hasil kedepannya. Untuk lahan ini sudah ditanam bibit baru, usianya sudah kurang lebih 2 bulan dan akan diperkirakan bisa dipanen pada awal Januari ini,” kata Untung Wahyudi.

Ia juga mengungkap bahwa semenjak kedatangan Presiden RI-1 Joko Widodo, harga jagung yang diperkirakan akan melonjak tinggi ternyata masih stabil yaitu untuk jagung manis harga perbuahnya Rp. 3.000 dan untuk 1 tumpuk yang berisi 9-10 jagung seharga Rp. 30.000, sedangkan untuk jagung tongkol sendiri (hibrida) harga perkilonya Rp. 5.500.

Ia berharap dengan perhatian pemerintah pusat terkait pertanian di daerah, semakin menggeliatkan pertanian di wilayah Sorong khususnya pertanian jagung. Mengingat banyak kendala yang harus dihadapi petani Jagung, mulai dari bibit, pupuk, hama dan harga jual Jagung di pasaran. (Rahmania, Riza Anggi, Abdul Razak)

 

Komentar