SORONG, – Rumah sakit Sele Be Solu kedatangan Tim Disaster Victim Investigation (DVI) Polri guna mengidentifikasi para korban pembakaran klub malam Double O, Sorong, Papua Barat, (27/1/22).
Kedatangan Tim DVI diketuai langsung oleh Kabid DVI Pusdokkes Polri, Kombes Pol drg Ahmad Fauzi, dan empat anggota DVI masing-masing Kasubbid Doksik Biddokpol Pusdokkes Polri AKBP dr Wahyu Hidayati Dwi Palupi, Kaur Subbit Kerma Binlat Pusdokkes Polri Kompol Zulfa Isnianto, Pamin Lab DNA Pusdokkes Polri Ipda Harry Sugiarto dan Pamin Odontogram LKOK Pusdokkes Polri Ipda dr Debby Yatma Puspitasari.
Saat melakukan jumpa pers, Ketua Tim DVI, Ahmad Fauzi menjelaskan empat langkah proses identifikasi yang akan dilalui untuk menentukan sampel yang cocok untuk 17 jenazah.
“Pertama fase olah TKP yang kemarin sudah dilakukan. Kemudian fase kedua yaitu pemeriksaan jenazah atau pemeriksaan posmortem, untuk mendapatkan informasi mengenai ciri-ciri jenazah,” jelas Kabid DVI Pusdokkes Polri tersebut.
Selanjutnya, fase ketiga yang dilakukan untuk menentukan sampel yang cocok yaitu pengumpulan data antemortem, data antemortem ini adalah data yang didapat dari keluarga korban terkait dengan informasi ciri-ciri khas dan lain sebagainya yang berkaitan dengan korban semasa hidup.
Disaat ketiga fase sudah dilakukan dan data antemortem dan posmortem sudah didapatkan maksimal akan dilanjutkan ketahap selanjutnya.
“Fase ke empat adalah rekonsiliasi, disini fase mencocokkan data yang kita dapatkan di kamar jenazah, dengan data yang didapatkan dari informasi keluarga. Data-data tersebut berupa data primer dan sekunder, data primer terdiri dari sidik jari, gigi dan DNA baik antemortem maupun posmortem,” tambahnya.
Proses identifikasi akan tergantung dari kondisi korban yang terbakar. Sehingga pihak DVI belum bisa memberikan kepastian akan berapa lama proses identifikasi dilakukan.
“Pemeriksaan akan sangat bergantung pada kondisi jenazah masing-masing dan dari kondisi itu bisa identifikasi apa yang paling cepat dilakukan dan paling layak, sesuai kondisi tersebut sangat menentukan lama atau tidaknya,” jelasnya di akhir jumpa pers.
Jumpa pers tersebut didampingi Kabid Humas Polda Papua Barat, Kombes Pol Adam Erwindi dan Direktur RSUD Sele Be Solu, dr. Mavkren Kambuaya. (Sya)
Komentar