IAIN Sorong Laksanakan FGD Membahas Manuskrip Kuno Islam di Papua Barat

Sorong, – Ruang rapat Rektor itu terletak di lantai dua Rektorat IAIN Sorong. Ukurannya mungkin sekitar 48 meter persegi. Sebuah meja elips disusun di dalamnya. Tampak juga papan display disimpan permanen di ujung yang berlawanan dengan kursi pimpinan sidang. Meja itu dapat diisi kursi untuk sekitar 17 peserta rapat.

Dari 17 kursi itu, sebanyak 10 kursi telah ditempati peserta Forum Group Discussion (FGD). Sesuai agenda, Senin (7/12) siang itu IAIN Sorong melaksanakan FGD untuk pembentukan School of Oriental Studies and Papualogy. Manfaat ekonomis-religius menjadi tujuan pembentukannya, sambut Rektor IAIN Sorong.

“Bila kita bangun sebuah masjid terapung dilengkapi dengan fasilitas museum Manuskrip Kuno Islam Papua Barat, tentu ini akan menjadi daya tarik dan pemikat orang berdatangan kemari, dan ini juga akan menjadi satu-satunya pusat kajian mengenai Papualogy di Indonesia, bahkan dunia”, tuturnya dalam salah satu poin sambutannya.

Setelah menyebutkan satu per satu peserta yang hadir, Kabag AUAK IAIN Sorong sebagai moderator kemudian mempersilakan Muhammad Jumaan untuk menyampaikan paparan mengenai Manuskrip Kuno Islam di Papua Barat. Dibantu oleh PPT, paparan yang sedianya hanya 15 menit ternyata menjadi satu jam setengah. Peserta terlihat sangat antusias dan menikmati paparan tersebut.

Komentar