SORONG, PBD – Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Sorong menjadi tuan rumah pelaksanaan Ekspo Pondok Pesantren se-Papua Barat Daya dalam rangka memperingati Hari Santri Nasional 2025. Kegiatan yang diinisiasi Kementerian Agama melalui Kantor Wilayah Kementerian Agama Papua Barat Daya ini diikuti oleh berbagai pondok pesantren dan madrasah dari kabupaten/kota di wilayah tersebut.
Ketua panitia pelaksana, Muhammad Huzein dalam apel pembukaan, Senin (3/11/25), mengatakan ekspo tahun ini diikuti oleh 17 madrasah dan 5 pondok pesantren penerima program edukasi.
“Tujuan ekspo ini untuk mempererat ukhuwah antar pesantren dan memperkuat silaturahmi antara pesantren dengan perguruan tinggi keagamaan. Tahun ini, dari sisi kesiapan sarana dan prasarana jauh lebih baik dibanding tahun sebelumnya,” ungkap Huzein.
Menurutnya, ekspo akan dilaksanakan selama 3 hari sejak tanggal 3 hingga 5 November mendatang. Ekspo ini diharapkan menjadi ajang bagi santri untuk menampilkan kreativitas dan karya inovatif di berbagai bidang, mulai dari keagamaan, kewirausahaan hingga teknologi.
Rektor IAIN Sorong dalam sambutannya menjelaskan, ekspo ini semula direncanakan bertepatan dengan Hari Santri Nasional pada 22 Oktober 2025, namun karena berbarengan dengan kegiatan konverensi internasional, pelaksanaannya baru bisa digelar saat ini.
“Pesantren memiliki peran dan sejarah panjang dalam mengawal kemerdekaan bangsa serta membangun peradaban dunia. Tanggung jawab besar ini harus terus dijaga dengan tetap terbuka pada perkembangan zaman,” ujar Rektor.
Ia menegaskan, pesantren kini harus mampu beradaptasi dengan teknologi tanpa meninggalkan nilai-nilai keislaman.
“Kita bukan tidak boleh mengenal teknologi. Jika menutup mata terhadap kemajuan, kita akan tertinggal. Pesantren harus melahirkan generasi berakhlak yang juga cakap teknologi,” tambahnya.
Rektor juga menilai kehadiran pesantren kini mendapat perhatian besar dari berbagai kalangan.
“Kepercayaan publik terhadap pesantren sempat menurun dengan peristiwa baru-baru ini di Jawa Timur. Ini tanggung jawab kita semua untuk menjaga kepercayaan dan membuktikan bahwa pesantren mampu menjadi pelopor akhlak dan peradaban,” tuturnya.
Sementara itu, Kepala Kementerian Agama Kabupaten Sorong, Fentje Burdam, mengapresiasi penyelenggaraan ekspo sebagai bentuk nyata kontribusi pesantren dalam pendidikan nasional.
“Di Papua Barat Daya ada 28 pondok pesantren dan 24 pondok pesantren aktif ada di Kabupaten Sorong. Hari Santri bukan hanya seremonial, tapi momentum untuk menegaskan peran santri dalam mengawal kemerdekaan menuju peradaban dunia,” ujarnya.
Fentje menambahkan, tantangan dunia pendidikan saat ini tidak hanya mencetak santri cerdas, tapi juga berakhlak.
“Pendidikan pesantren harus mampu menanamkan nilai religius dan moral yang kuat agar bermanfaat bagi masyarakat luas. Harapan kami, ekspo tahun depan bisa lebih siap dan berdampak bagi masyarakat tidak hanya kaum muslim,” katanya. (Oke)

																				







Komentar