MAYBRAT, PBD- Direktur Pembiayaan Pertanian, Kementerian Pertanian RI, Dr. Indah Megahwati didampingi Penjabat (Pj) Bupati Maybrat, Bernhard Rondonuwu, Kepala Dinas Pertanian, Marthen Howay, panen raya padi bersama kelompok tani (Poktan) di Kampung Faankahrio, Distrik Aifat Timur Tengah, Kabupaten Maybrat, Papua Barat Daya, Selasa (2/4/24).
Panen raya padi untuk gerakan ketahanan pangan ini dihadiri juga Kepala Balai Wilayah Sungai (BWS) Papua Barat, Wempy Nauw, Pj. Sekda Maybrat, Ferdinandus Taa, Dandim 1809/Maybrat, Letkol Inf. Yohanes A. Wibowo, para pimpinan OPD, Kepala Distrik dan para kepala kampung di wilayah setempat.
Penjabat Bupati Maybrat menyampaikan terima kasih kepada Direktur Pembiayaan Pertanian yang sudah hadir mewakili Direktur Prasarana dan Sarana Kementerian Pertanian RI di Kamundan, Kabupaten Maybrat. Panen raya padi ladang ini dilakukan sudah kedua kalinya dilakukan di lokasi Kamundan, Kampung Faankahrio Aifat Timur Tengah.
“Ini pertanda bahwa, kelompok tani Maybrat juga bisa dan terbukti sudah dua kali lakukan panen raya padi. Tentu hal ini bisa berjalan, kita selalu melakukan pendampingan kepada para kelompok tani. Kita mau masyarakat di Maybrat harus makmur, dan harus lebih sejahtera,” ujar Bernhard Rondonuwu.
Tak hanya padi saja, pemerintah daerah lewat Dinas Pertanian juga akan mengembangkan komoditi-komoditi lain seperti cabai, sayuran, kacang, panili dan lainnya. Hal ini bertujuan agar masyarakat mendapatkan manfaat dari hasil kinerja pemerintah daerah. Tentunya juga demi peningkatan ekonomi dari pada warga masyarakat itu sendiri.
Direktur Pembiayaan Pertanian Kementerian Pertanian RI, Indah Megahwati merespon baik program yang dilakukan pemerintah di daerah lewat dinas pertanian Maybrat. Adanya program yang sudah berjalan ini Kementerian Pertanian siap untuk membantu baik dari segi pupuk maupun pompanisasi untuk pengairan ke lokasi lahan pertanian.
Indah juga mengaku sangat terkagum atas hasil kelompok tani pada panen pertama padi yang dilakukan. Dimana, hasil panen pertama mencapai 1 ton 700 kilo hampir 2 ton di dalam satu hektar lahan. Padahal padi yang ditanam di lokasi tanpa menggunakan pupuk maupun irigasi pengairan murni masih alami.
“Intinya kami siapa membantu baik dari segi pupuk maupun pompanisasi untuk pengairan. Namun kami juga tantang bahwa, 1 hektar lokasi padi harus menghasilkan sampai 10 ton. Kami tidak mau lagi hanya 2 ton per hektar, melainkan puluhan ton”, tantang Indah.
Dikatakannya, lahan lokasi pertanian yang dibuka di wilayah Kamundan tersebut sangat potensial. Melihat itu, Kementerian Pertanian tidak cuma membantu pupuk tetapi juga akan membantu bibit, bantu traktor sehingga tidak lagi pakai cangkul. Bagaimana harus petani yang di Maybrat harus petani moderen, petani yang handal kedepannya.
“Dilokasi ini banyak yang perlu dikembangkan bukan saja komoditi pertanian namun juga peternakan. Seperti memelihara kambing, sapi dan ikan, dimana kotorannya dapat dimanfaatkan untuk pupuk organik. Sehingga dapat pula dikembangkan tanaman lain yakni sayuran, pepaya dan sebagainya”, ujarnya.
Kementerian pertanian maupun pemerintah daerah sendiri, itu tidak mau masyarakatnya kekurangan pangan. Oleh sebab itu, harus optimalisasi program-program lewat kerja sama atau kolaborasi antara pemerintah daerah dengan kementerian pertanian. Artinya banyak project-project yang akan dilakukan kedepan di Kabupaten Maybrat, tutupnya Indah. (Valdo)
Komentar