Berusia 2 Tahun, Provinsi Papua Barat Daya Siap Menjadi Serambi Indonesia untuk Pasifik

SORONG, PBD – Pemerintah dan masyarakat Provinsi Papua Barat Daya, hari ini, Senin (9/12/24) merayakan hari jadinya yang ke 2 tahun usai dimekarkan dari provinsi Papua Barat Daya, 2 tahun silam.

Mensyukuri pertambahan usia Provinsi termuda di Indonesia tersebut, dirayakan dengan upacara bendera dengan inspektur upacara, Penjabat Gubernur Papua Barat Daya, Muhammad Musaad di lapangan apel kantor Wali Kota Sorong, Papua Barat Daya, Senin (9/12/24).

Dalam sambutannya, Penjabat Gubernur Papua Barat Daya Mohammad Musa’ad mengatakan, Provinsi Papua Barat Daya siap menjadi gerbang atau serambi Indonesia untuk pasifik.

“Saya Penjabat Gubernur mengucapkan selamat hari jadi Provinsi Papua Barat Daya kedua kepada seluruh warga masyarakat papua barat daya dimanapun berada. Semoga suka cita ini memberikan kekuatan dan semangat kepada kita semua, untuk bekerja lebih giat dan sungguh-sungguh untuk mewujudkan harapan dan tujuan dari pada dibentuknya provinsi ke 38 yaitu mewujudkan masyarakat yang cerdas, mandiri dan sejahtera,” ucap Musaad.

Menurut Musa’ad, memperingati hari ulang tahun secara filosofis bermakna retrospektif, yaitu berupaya untuk menengok ke belakang sebagai sebuah mata rantai yang saling mengikat satu dengan yang lain, sehingga menggoreskan sejarah perjalanan panjang sampai Provinsi Papua Barat Daya terbentuk.

“Tentunya hal ini tidak terlepas dari peran dan kontribusi para tokoh-tokoh pejuang mulai dari tim deklarator, tim presidium, tim percepatan dan masyarakat yang turut serta berjuang sehingga Provinsi Papua Barat Daya dapat terwujud,” ujarnya.

Pembentukan Provinsi Papua Barat Daya, sambungnya, berdasarkan Undang-undang Nomor 29 tahun 2022, merupakan salah satu bentuk penataan daerah sebagai solusi dalam rangka mengoptimalkan pelayanan publik. Karena dapat memperpendek rentang kendali (span of control) pemerintahan, sehingga lebih efisien dan efektif sejalan dengan prinsip tata kelola pemerintahan yang baik (good governance), guna mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat serta memperkuat daya saing daerah.

Selain itu, kata Pj Gubernur, dalam melaksanakan otonomi daerah, Provinsi Papua Barat Daya perlu melakukan berbagai upaya peningkatan kemampuan ekonomi, penyiapan sarana dan prasarana pemerintahan, pemberdayaan dan peningkatan sumber daya manusia serta pengelolaan sumber daya alam yang sesuai dengan peraturan perundangan.

“Kehadiran Provinsi Papua Barat Daya harus direspon sebagai momentum untuk menumbuhkembangkan komitmen dan gerakan bersama, guna mendorong percepatan pembangunan multidimensional terutama dalam
mewujudkan visi besar papua, sebagaimana tertuang dalam rencana induk percepatan pembangunan papua,” ujarnya.

Pembangunan masyarakat Papua perlu ditopang dengan peningkatan akses infrastruktur dasar dan konektivitas, kualitas lingkungan hidup, tata kelola pembangunan yang baik, serta memperhatikan tanah adat atau ulayat, kebudayaan dan harmoni sosial sebagai prasyarat keberhasilan tercapainya sasaran pembangunan,” imbuhnya.

Tidak hanya itu, Pj Gubernur PBD juga menyatakan, dengan melihat perubahan dan dinamika pembangunan, upaya percepatan pembangunan di Papua perlu memperhatikan pengarusutamaan (mainstreaming) gender, sosial budaya, transformasi digital, serta resiliensi bencana dan perubahan iklim sebagai bentuk pembangunan inovatif dan adaptif. Sehingga dapat menjadi katalis dalam rangka mencapai sasaran pembangunan.

Kemudian dalam perspektif lokal, regional, nasional maupun internasional, Provinsi PBD strategis menjadi pintu masuk utama ke wilayah papua dan menjadi hubungan utama distribusi logistik ke wilayah papua (6 provinsi).

“Provinsi Papua Barat Daya juga menjadi gerbang atau serambi Indonesia untuk pasifik dan berada diantara dua benua Asia dan Australia,” tegasnya.

Lanjut Musa’ad, Provinsi PBD juga memiliki luas wilayah 38.820,49 km, terdiri dari 1 kota dan 5 kabupaten, 132 distrik, 74 kelurahan, 939 kampung, 322 pulau, dengan jumlah penduduk mencapai 621.000 jiwa.

Indikator makro pembangunan menunjukan tren membaik tahun 2024, LPE Provinsi PBD 5,18 persen, IPM 67,74, IRG 0,397, TK 20,43 persen dan TPT 5,38 persen.

Kemudian Provinsi PBD juga dianugerahi potensi yang luar biasa, antara lain migas, nikel, batubara, sumber daya laut, biodiversity, potensi carbon, pariwisata, seni budaya, dan lain-lain.

Kondisi ini menuntut adanya komitmen dan kemampuan untuk mengelola dan memanfaatkan sumberdaya tersebut secara efektif, efisien, ekonomis dan berkelanjutan, untuk kemajuan dan kemaslahatan masyarakat. Khususnya wilayah di Provinsi PBD, lebih khusus masyarakat asli Papua.

“Dalam realisasinya, Pemerintah Provinsi Papua Barat Daya telah meluncurkan sejumlah program unggulan untuk mempercepat pembangunan dan mewujudkan papua yang adil, mandiri, sejahtera, sehat, cerdas dan produktif. Melalui enam program prioritas yaitu program beasiswa untuk pendidikan dokter dan dokter spesialis, program beasiswa bagi siswa SMA untuk pendidikan vokasi di luar negeri, program pemberdayaan ekonomi masyarakat khususnya UMKM, melalui pemberian kredit tanpa bunga, program 1.000 hari pertama kehidupan untuk menurunkan angka stunting, bantuan tunai bulanan untuk lansia berusia diatas 65 tahun dan program jaminan sosial ketenagakerjaan yang memberikan perlindungan kepada pekerja, terutama pekerja informal.

“Secara keseluruhan, program-program unggulan ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat melalui peningkatan akses pendidikan, kesehatan dan ekonomi,” tandasnya.

Pj Gubernur PBD juga menyampaikan, pihaknya juga fokus mempercepat pembangunan daerah dengan fokus pada pengembangan sumber daya manusia dan ekonomi lokal. Kemudian mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan melalui upaya penurunan angka stunting dan kemiskinan.

“Berbagai upaya yang telah dilakukan oleh pemerintah provinsi papua barat daya telah menunjukkan hasil yang positif. Namun, kita menyadari bahwa masih banyak tantangan yang harus dihadapi. Oleh karena itu, kita perlu terus berupaya untuk meningkatkan kinerja dan memperkuat sinergi antara pemerintah, masyarakat dan seluruh pemangku kepentingan,” pungkasnya.

Pada puncak peringatan, disalurkan simbolis bantuan program untuk orang tua (Paitua) kepada sejumlah lansia penerima manfaat. (*/Oke)

Komentar