SORONG, – Menjelang perayaan hari perempuan sedunia pada 8 Maret, Menteri Tenaga Kerja RI, Ida Fauziyah menjadi nara sumber webinar yang digelar Forum Jurnalis Perempuan Indonesia (FJPI) dengan IDN Times, pada Sabtu (5/3/22) lalu.
“Saya kira seluruh dunia terutama perempuan, menjadikan momentum hari perempuan sedunia ini untuk merayakan segala pencapaian yang diraih oleh perempuan dari berbagai bidang politik, sosial ekonomi dan budaya,” ujar Menaker.
Adapun tema yang diusung (UNDP) gender equality today for sustainable tomorrow, Menaker menilai bahwa tantangan saat ini adalah mematahkan semua bias yang ada disekitar kita, apakah itu bias di tempat kerja, di komunitas, sekolah, perguruan tinggi, tempat layanan publik yang juga harus diingatkan bias gender di lingkungan terdekat kita, di lingkungan keluarga.
“Saya kira itu juga menjadi problem yang kita hadapi saat ini dan saya kira semua sepakat kalau kita bisa mem-break bias itu, maka dunia akan mencapai pada titik keadilan, inklusivitas, dan tentu saja bebas dari stereotype maupun diskriminasi,” nilai Menaker.
Sebagai pimpinan di Kementerian Ketenagakerjaan, Ia juga memastikan bahwa Kementerian Ketenagakerjaan memiliki semangat yang sama dan terus melakukan kebijakan yang mendorong kesetaraan bagi perempuan, khususnya di dunia kerja. Dimana, harus dimulai dari lingkungan di Kementerian Ketenagakerjaan sendiri. Kalau dilihat dari data, pegawai ASN yang ada di Kemenaker jumlahnya 57 persen berjenis kelamin laki-laki, 43 persen perempuan.
“Kemudian kebutuhan yang lain yang dibutuhkan teman-teman perempuan kami juga penuhi. Di tempat kami ada ruang laktasi bagi ibu yang menyusui, kami juga mengakomodir hak cuti bagi ibu yang melahirkan setelah hamil, atau hak cuti bagi ibu yang mengalami keguguran yaitu selama tiga bulan, cuti haid juga diberikan, kami juga memiliki komunitas Dharma Wanita Persatuan atau DWP,” imbuh Menaker.
Ia berharap bias gender di tempat kerja dapat dihilangkan terutama bagi pekerja formal yang berada di lingkungan kerja. (Oke)
Komentar