SORONG, PBD – Yayasan Sorong Sehati menyampaikan capaian dukungan kepada Orang Dengan HIV AIDS (ODHA) dan notifikasi pasangan di salah satu hotel Kota Sorong, Papua Barat Daya, Kamis (16/3/23).
Ketua Yayasan Sorong Sehati, Tri Joko Setiawan mengatakan bahwa tujuan kegiatan adalah memberikan Sosialisasi terkait Notifikasi pasangan orang dengan HIV yang terintegrasi dengan kesehatan reproduksi dan kekerasan berbasis gender kepada stakeholder. Selain itu kegiatan tersebut bertujuan untuk menciptakan Kerjasama dengan stakeholder kunci terkait kegiatan Notifikasi Pasangan, menciptakan sistem kerja sama dan rujukan dengan pelayanan kesehatan serta meningkatkan kemampuan pendukung sebaya dalam melakukan pendukungan dan notifikasi pasangan pada ODHA.
Dilanjutkan oleh Koordinator Implementing Unit (IU) Yayasan Sorong Sehati, Imelda Halauwet bahwa pada tahun 2023 ada sejumlah program yang telah dan akan dilakukan oleh Yayasan Sorong Sehati diantaranya Dukungan Psikososial, Kunjungan Rumah dan Rumah Sakit, Pelatihan untuk Pengasuh, Peningkatan Kapasitas staf untuk Penguatan Implementasi Program, Pelatihan Inhouse untuk Memperkuat Kapasitas Dukungan Sebaya, Notifikasi Rapat Perencanaan Lokakarya Tingkat Provinsi, Pelatihan Dukungan Sebaya (Notifikasi Pasangan), hingga Penyaluran bantuan untuk ODHA dan anak ODHA.
Adapun target dan capaian Yayasan Sorong Sehati selama periode Januari – Maret 2023 untuk target Kota dan Kabupaten Sorong total 2.255 orang dan capaian 1.084 dengan rincian, Kota Sorong berjumlah 1.025 orang dan capaian 536 orang, Kabupaten Sorong target 820 orang dan capaian 548 orang. Dimana usia didominasi usia produktif yaitu usia 25 – 49 tahun, dengan tipe kelompok dukungan didominasi oleh pasangan resiko tinggi.
Namun dari beberapa program tersebut, Imelda mengatakan bahwa ada kendala atau hambatan yang dirasakan selama pelayanan beberapa tahun lalu. Hambatan tersebut diantaranya, masih ada beberapa hasil Viral Load (VL) yang belum bisa diterima oleh Kelompok Dukungan, adanya Keterbatasan Reagent 2 dan 3, Tidak ada pemeriksaan CD4, Kelompok Dukunga masih belum membuka status kepada pasangan sehingga sulit mengajak pasangan untuk tes, Notifikasi Pasangan masih kurang untuk menjangkau pasangan tidak tetap atau pasangan yang tidak diakui, Masih tingginya potensi kekerasan, stigma dan diskriminasi yang menghantui ODHA ketika ia menyetujui untuk menotifikasi pasangannya.
“Masih banyak KD yang belum siap menerima status sehingga belum mau melakukan terapi ARV, mereka juga masih banyak yang merasa diri sudah sehat sehingga tidak mau Kembali kelayanan dan masih banyak KD yang lebih percaya ramuan obat herbal, serta tidak semua KD memiliki BPJS Kesehatan, sehingga mereka tidak bida mendapatkan pelayanan yang maksimal,” urai Imel.
Ia berharap dengan adanya sosialisasi tersebut, semua pihak dapat bersama-sama perlahan membantu menghilangkan stigma terhadap ODHA dan terus mengedukasi bahwa HIV AIDS masih ada di Papua.
Sementara itu, mewakili pemerintah Kota Sorong, Kabid Pencegahan dan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Kota Sorong, Jenny Isir mengatakan pemerintah daerah sangat mendukung Yayasan atau organisasi yang konsen terhadap pelayanan kepada ODHA.
“Saya percaya dan yakin bahwa Kita semua memiliki tujuan yang sama yaitu mencapai 3 zero AIDS yaitu, zero infeksi baru, zero kematian terkait AIDS, serta zero stigma dan diskriminasi menuju Indonesia bebas AIDS pada 2030,” harap Jenny.
Kegiatan sosialisasi tersebut selain dihadiri pegiat pelayanan Kesehatan, juga dihadiri oleh tokoh agama, tokoh masyarakat, tokoh pemuda dan perwakilan media massa dengan menghadirkan Direktur IU Yayasan Peduli Kelompok Dukungan Sebaya (YPKDS) Rachman Rahim. (Oke)
Komentar