SORONG, PBD – Kepala Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (P3A) Provinsi Papua Barat Daya Beatriks Msiren didampingi Penjabat Gubernur Papua Barat Daya Mohammad Musa’ad yang diwakili Asisten 3 Bidang Pemerintahan Setda Provinsi Papua Barat Daya, Atika Rafika meluncurkan inovasi Tanggap Perempuan dan Anak (Peran) di Kota Sorong, Jumat (26/7/2024).
Dalam sambutannya, Beatriks Msiren mengatakan bahwa inovasi ini menjadi salah satu syarat materi sebagai peserta Diklat Kepemimpinan 2 angkatan 5 LAN RI di Makassar.
“Saya saat ini ikut Diklat Kepemimpinan 2 dan salah satu proyek perubahan yang saya buat yaitu tanggap perempuan dan anak (Tanggap Peran) di Provinsi Papua Barat Daya. Hal ini berdasarkan pengalaman, dimana angka kekerasan kepada Perempuan dan Anak pada tahun 2024 mengalami peningkatan. Dimana kebanyakan kekerasan terhadap perempuan dan anak dipicu oleh persoalan ekonomi dan teknologi,” ungkap Beatriks.
Dengan adanya program inovasi Tanggap Peran ini, semua pihak yang ada seperi tokoh masyarakat, LSM, pemerhati perempuan, tokoh adat, tokoh pemuda dan Jurnalis bisa bersama-sama bergandengan tangan melakukan tanggap cepat terkait dengan kekerasan kepada perempuan dan anak.
“Jadi tanggap bukan saja soal Bencana atau stunting saja, tapi juga tanggap terhadap Perempuan dan anak. Semua harus bergandengan tangan mengurangi kekerasan kepada perempuan dan anak,” imbau Beatriks.
Asisten 3 Bidang Pemerintahan Setda Provinsi Papua Barat Daya, Atika Rafika menyambut baik Inovasi Tanggap Peran mengingat angka kekerasan pada Perempuan dan anak terus meningkat di provinsi Papua Barat Daya.
“Inovasi ini sangat bagus sekali. Saya mewakili Penjabat Gubernur Papua Barat Daya sangat mengapresiasi inovasi yang dibuat oleh Kepala Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Papua Barat Daya. Mudah-mudahan inovasi ini bisa bermanfaat dalam pemenuhan hak-hak Perempuan dan anak yang ada di Papua Barat Daya,” tegasnya.
Ia berharap inovasi ini menjadi solusi Tanggap cepat dalam penanganan kasus Perempuan dan Anak.
“Semua elemen harus bergandengan tangan, bekerjasama dalam mengurangi angka kekerasan pada perempuan dan anak,” imbau Atika.
Kegiatan peluncuran inovasi Tanggap Peran ini sebelumnya diisi dengan seminar terkait penyedia layanan rujukan bagi perempuan korban kekerasan, dihadiri lintas sektor dan elemen. (Oke)
Komentar