BBKSDA Lepas Liarkan Satwa Asli Papua, Salah Satunya Landak Irian Yang Hampir Punah

SORONG, – Sejumlah satwa diantaranya Burung Walik, Burung Merpati Hutan, Burung Mino wajah kuning dan Landak Irian dilepas liarkan oleh Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Papua Barat di Taman Wisata Alam (TWA) Kota Sorong, Papua Barat, Selasa (14/9/21).

Plt. Kepala BBKSDA Papua Barat, Budi Mulyanto dalam keterangannya mengatakan bahwa satwa yang dilepas liarkan merupakan hasil penegakan operasi tim gabungan antara Karantina Pertanian, Polsek KP3 Laut yang menggagalkan penyelundupan satwa melalui Kapal laut di Pelabuhan Laut pada Senin (13/9/21).

____ ____ ____ ____

Dikatakan olehnya bahwa setelah mendapatkan hasil pengamanan dari Karantina BBKSDA kemudian melakukan observasi terhadap satwa tersebut dan diketahui bahwa satwa-satwa tersebut masih liar karena tangkapan dari alam.

Sedangkan salah satu satwa yaitu Landak Irian (Zaglossus Bruijnii) atau biasa yang disebut Ekidna merupakan salah satu hewan langka yang dilindungi sehingga dilarang keras untuk dilalu lintaskan ke luar Sorong. Dimana menurut Budi, petugas BBKSDA pernah melihat beberapa anakkan Ekidna di TWA Sorong sehingga dikembalikan ke habitatnya.

Budi berharap, dengan pelepas liaran satwa ini, masyarakat menyadari bahwa keanekaragaman hayati Papua dan Papua Barat perlu perhatian serius dari semua pihak terutama masyarakat. Agar tidak memburu atau memperdagangkan satwa endemic Papua karena akan menganggu ekosistem.

Sementara itu, Kepala Karantina Pertanian I Wayan Kertanegara dalam sambutannya mengatakan bahwa operasi rutin yang dilakukan Karantina Pertanian sebagai upaya melindungi satwa asli Papua agar tidak keluar dari tempat asalnya. Dimana satwa dan sumber Daya Alam di Papua, Papua Barat telah diakui oleh dunia sebagai biodiversity dunia atau paru-paru dunia.

Ia berharap, masyarakat Papua dan Papua Barat ikut serta melestarikan keanekaragaman hayati sebagai rasa cinta terhadap Papua, Indonesia dan dunia.

Hadir dalam pelepas liaran satwa tersebut Kepala Polsek KP3 Laut, Ipda Rifki Istanto dan Pasintel Pasmar 3, Mayor Mar Jan Risa Romy.

Informasi yang diperoleh media ini, penyelundupan satwa liar melalui pelabuhan laut terbilang cukup lihai. Untuk mengurangi kicauan burung, burung yang hendak diselundupkan diberi obat tidur. Hal ini berdampak pada kualitas kesehatan burung itu sendiri. Sehingga saat dilepas liarkan kembali ke alam bebas. Naluri satwa ini kemudian kembali menjadi satwa liar di habitatnya. (Oke)

Komentar