Bantu Pungut Sampah, Direktur PT Bangun Malamoi Siap Tampung Petugas Kebersihan yang Habis Masa Kontraknya

SORONG, PBD – Ratusan petugas kebersihan melakukan aksi protes dengan membawa 2 kontainer bak sampah di pintu masuk kantor Wali Kota Sorong, Papua Barat Daya, Rabu (16/7/25).

Usai menyuarakan aksi protesnya, selang beberapa lama para pendemo ditemui asisten II Pemkot Sorong, Tamrin Tajudin, Plt Kadis Lingkungan dan kebersihan, Ahmad Yani, kasatpol PP menyepakati akan ditemui Wali Kota Sorong Kamis (17/7) dan meminta pendemo untuk membersihkan sampah yang meresahkan di halaman kantor Wali Kota.

____ ____ ____ ____

Sejumlah pendemo pun terlihat membersihkan sampah yang berserakan di aspal, termasuk ikut membersihkan Direktur Kebersihan Kota Sorong dari PT Bangun Malamoi Indah, Jhon Haji Malibela.

Ditemui usai membersihkan sampah, Jhon Malibela menegaskan bahwa tidak ada pemutusan hubungan kerja (PHK) yang dilakukan secara sepihak.

“Saya tadi sudah ikut turun tangan. Saya sendiri angkat sampah dan buang ke kontainer. Sebagai anak Moi, saya tetap jaga kebersihan kota ini meski sedang ada unjuk rasa. Saya harap peserta aksi hari ini benar-benar dari kalangan petugas kebersihan, bukan ditunggangi dari luar,” ungkap Jhon.

Direktur PT Bangun Malamoi Indah, Jhon Haji Malibela

Ia menjelaskan, pihaknya selama ini telah berupaya menjalin komunikasi dengan pihak kontraktor lama agar dapat bekerjasama persoalan persampahan dengan baik.

“Kontraktor sebelumnya sulit diajak kerja sama. Saya sudah hubungi mereka dengan itikad baik, tapi nomor saya bahkan mungkin diblokir. Padahal saya ingin tanya jumlah karyawan mereka supaya bisa kami rekrut kembali. Tidak ada yang tidak bisa diselesaikan,” ujarnya.

Menurut Jhon, bahwa kontrak dengan rekanan sebelumnya telah berakhir akhir Juli bahkan sudah tidak lagi bekerja sejak tanggal 28, 29, 30 Juni plus 1 Juli. Sehingga sampah menumpuk dan akhirnya Ia berinisiatif untuk mengambil alih.

Iapun bermaksud merangkul perusahaan lama agar mengalih dayakan pekerjanya ke perusahaannya, karena Ia tahu mencari orang yang lama bekerja di bidang kebersihan sangat minim.

“Saat ini ada 150 orang petugas. Kalau perlu, kami tambah jadi 200. Karena jumlah TPS di Kota Sorong sekitar 60 titik, belum termasuk area tambahan seperti supermarket dan kawasan padat lainnya,” jelasnya.

Ia juga meluruskan soal tudingan PHK. Menurutnya, tidak ada surat resmi pemberhentian yang dikeluarkan oleh manajemen baru, dan seharusnya pihak kontraktor lama yang dimintai penjelasan.

“Kami tidak pernah keluarkan surat PHK. Silakan tanya ke pihak manajemen lama, apakah mereka sudah sampaikan soal kontrak dan masa kerja kepada para karyawannya? Jangan salahkan Wali Kota atau Wakil Wali Kota,” tegasnya lagi.

Jhon menambahkan bahwa pihaknya terbuka menerima para petugas yang melakukan aksi, asalkan mereka bersedia bekerja kembali sesuai kebutuhan kota.

“Kami siap terima mereka kembali. Bahkan sudah ada 10 sampai 20 orang dari tenaga lama yang saat ini sudah kami pekerjakan lagi. Karena saya percaya, selama masih ada niat baik, semuanya bisa diselesaikan,” tegasnya.

Iapun berharap, pengelolaan sampah ditangan anak asli suku Moi dapat membuat nuansa baru setelah hampir 30 tahun dikuasai orang lain.

“Ingat orang Moi ini tidak pernah marah siapa-siapa. Orang Moi ini baik-baik, selalu ajak kerjasama. Kasih waktu buat kitalah,” pesannya. (Oke)

Komentar