Banjir Kabupaten Sorong, Puluhan Rumah Terendam, Warga Diteror Buaya

SORONG, PBD – Warga Kelurahan Klasuluk, Distrik Mariat SP 2, Kabupaten Sorong, dikejutkan peristiwa banjir yang bukan hanya merendam puluhan rumah, tetapi turut diwarnai kemunculan buaya di tengah genangan air.

Pantauan langsung Sorongnews.com Senin (15/9/25) di lapangan, menunjukkan suasana dan kondisi banjir yang melanda. Warga terlihat memalang jalan untuk mencegah kendaraan roda dua dan empat menerobos banjir yang cukup dalam.

____ ____ ____ ____

Sejumlah pengendara yang nekat melintas terpaksa mendorong motor yang mogok di tengah genangan.

Namun yang paling mengkhawatirkan, bukan sekadar air yang masuk ke rumah, melainkan kehadiran buaya liar yang berenang bebas di sekitar permukiman warga. Peristiwa ini sontak membuat kepanikan meluas.

Ketua RT 3/RW 1 Kelurahan Klasuluk Trio Garianti mengungkapkan bahwa fenomena banjir di wilayahnya bukan hal baru. Bahkan menurutnya, banjir sudah terjadi sejak tahun 1982, namun intensitas dan kedalamannya semakin parah dalam dua hingga tiga tahun terakhir.

“Dulu hanya genangan kecil, sekarang bisa masuk rumah dan setinggi pinggang orang dewasa. Ini karena saluran parit dan kali sudah tertutup, tidak pernah dinormalisasi,” ujar Ketua RT 3/RW 1 Kelurahan Klasuluk Trio Garianti.

Yang mengejutkan, menurut Trio, hampir setiap kali banjir, buaya-buaya liar muncul dari arah kali dan parit yang meluap.

“Biasanya muncul lima sampai enam ekor, tidak cuma satu atau dua. Kalau air mulai naik, buaya langsung kelihatan berenang di sekitar rumah warga,” ungkapnya.

Meski hingga kini belum ada korban jiwa, kemunculan buaya itu sudah menelan korban hewan ternak warga seperti ayam. Ia menegaskan, ancaman akan jauh lebih serius jika tidak segera ditangani, mengingat banyak anak-anak yang masih bermain di sekitar banjir.

“Jangan sampai harus menunggu ada korban manusia dulu baru pemerintah bertindak. Kami resah, kami takut,” ucapnya.

Dirinya berharap, pemerintah daerah tidak hanya memberikan himbauan atau sekadar memasang tanda peringatan.

“Kalau hanya kasih pengumuman ‘Awas Buaya’, itu tidak cukup. Kami butuh aksi nyata, patroli, bahkan evakuasi buaya kalau perlu,” harapnya.

Warga Klasuluk kini menaruh harapan besar pada pemerintah daerah untuk segera turun tangan. warga mendesak adanya normalisasi parit dan kali agar banjir tidak terus meluas, tindakan konkret terhadap keberadaan buaya, termasuk patroli atau relokasi serta pembangunan infrastruktur pengendalian banjir seperti tanggul atau saluran air baru.

“Kami butuh solusi, bukan sekadar janji. Banjir dan buaya sudah menjadi momok setiap tahun,” pungkasnya.

Hingga berita ini diturun, Sorongnews.com masih melakukan upaya konfirmasi kepada pemerintah daerah setempat dan pihak terkait lainnya perihal persoalan banjir tersebut. (Jharu)

Komentar