SORONG, PBD – Sekolah Luar Biasa (SLB) Kota Sorong, Papua Barat Daya, berkesempatan mendapatkan kunjungan istimewa langsung dari Kedutaan Besar (Kedubes) Norwegia untuk Republik Indonesia (RI), Rabu (22/2/23).
Dimana, SLB ini terbagi dalam tiga tingkatan yakni Sekolah Dasar Luar Biasa (SDLB), Sekolah Menengah Pertama (SMPLB) dan Sekolah Menengah Atas (SMALB).
Berdasarkan pantauan Sorongnews.com, Duta Besar (Dubes) Norwegia untuk RI, Rut Kruger Giverin didampingi beberapa Pejabat Daerah Provinsi Papua Barat Daya hingga perwakilan United Nations Population Fund (UNFPA) Indonesia melaksanakan kunjungan di SLB itu, disambut dengan antusias oleh segenap dewan guru, orang tua siswa, serta puluhan siswa-siswi yang hadir saat itu.
Tak hanya itu, usai diajak berkeliling melihat lingkungan sekolah, terlihat juga Dubes Norwegia untuk RI diajak secara lebih dekat melihat langsung pembelajaran pendidikan kesehatan reproduksi di salah satu kelas SMALB.
Selepas melihat pembelajaran Kesehatan Reproduksi, pihak sekolah berkesempatan menggelar diskusi bersama dan dilanjutkan dengan sesi tanya jawab yang disajikan.
Kepala Sekolah Dasar Luar Biasa (SDLB) Kota Sorong, Sukamta mengucapkan terima kasih kepada semua pihak baik dari Kedutaan Besar Norwegia untuk Indonesia, Pemerintah Provinsi Papua Barat Daya yang berkenan menyambangi SLB Kota Sorong ini.
“Terima kasih kepada semua pihak yang hari ini telah berkenan mengunjungi sekolah kami, ini merupakan kebanggaan kami, motivator yang sangat besar buat bapak-ibu guru terutama buat peserta didik di sekolah kami,” ucap Kepala SDLB, Sukamta saat menyambut Dubes Norwegia untuk RI, Rabu (22/2/23).
Lebih lanjut, disampaikannya bahwa hingga saat ini terkait ijin operasional di SLB, disebutkannya masih dikelola sendiri dan masing-masing tingkatan, sehingga pihak sekolah masih memberikan layanan terhadap peserta didik yang mengalami disabilitas atau berkebutuhan khusus.
“Untuk jumlah peserta didik seluruhnya ada 198 siswa, terbagi 91 siswa SDLB, 61 siswa SMPLB dan 46 siswa SMALB, yang diantaranya memiliki hambatan penglihatan, pendengaran, intelektual, fisik hingga autis,” sebutnya.
Dengan adanya ini, dipaparkan Sukamta bahwa, pihak sekolah mengharapkan terdapat tindak lanjut dari Pemerintah, sehingga kedepannya dapat secara bersama-sama memajukan SLB lebih baik kedepan.
Kemudian, Programme Analyst for Youth and Adolescent Sexual and Reproductive Health United Nations Population Fund (UNFPA) Indonesia, Margaretha Sitanggang mengatakan bahwa yang pasti pihaknya UNFPA mendukung pemerintah Indonesia ditingkat Nasional dan Daerah bersama Kemeneterian Kesehatan dan Kementerian Pendidikan untuk membantu tenaga pendidik di SLB dalam memberikan pendidikan kesehatan reproduksi.
“Karena remaja dengan disabilitas intelektual itu sangat lebih berisiko terkena dampak dari kekerasan seksual dari kehamilan yang tidak diinginkan di usia remaja. Jadi sangat disayangkan kalau kita tidak memberikan investasi lebih kepada para guru dan juga peserta didik disabilitas,” ungkap
Programme Analyst for Youth and Adolescent Sexual and Reproductive Health UNFPA Indonesia, Margaretha Sitanggang, Rabu (22/2/23).
Pada kesempatan yang sama, Margaretha Sitanggang menuturkan bahwa pihaknya telah memberikan pelatihan ditingkat Nasional dengan membuat pedoman serta melakukan monitoring langsung di daerah, sehingga dirinya berharap, tenaga pendidik dapat mempraktekkan langsung kepada peserta didiknya dan menyebarkan ilmunya kepada tenaga pendidik yang berada disekitarnya.
“Untuk saat ini ada 30 guru ditingkat Nasional, tersebar di 3 provinsi yang didukung UNFPA, termasuk beberapa daerah di Papua Barat yang saat ini sudah menjadi daerah di Provinsi Papua Barat Daya. Untuk Papua Barat Daya ada 3 guru,” jelasnya.
Sementara itu, Dubes Norwegia untuk RI, Rut Kruger Giverin mengatakan bahwa dengan adanya kunjungan ini, sebagai dorongan Pemerintah Norwegia melalui UNFPA kepada Provinsi termuda di Indonesia, Provinsi Papua Barat Daya.
“Saya saya senang sekali mengunjungi Sorong, Papua Barat Daya, Provinsi yang baru, saya juga bisa mengunjugi sekolah ini bersama dengan Pemda membahas pendididkan kesehatan reproduksi,” beber Dubes Norwegia untuk RI, Rut Kruger Giverin, kepada beberapa awak media usai kunjungan di SLB Kota Sorong, Rabu (22/2/23).
Sebagai perwakilan pemerintah Norwegia di Indonesia, dirinya berharap program seperti ini kedepannya terus dilanjutkan, sehingga hubungan pemerintah Norwegia dan pemerintah daerah Provinsi Papua Barat Daya terus terjalin erat.
“Saya berharap akan terus dilanjutkan, saya sangat terkesan dengan upaya guru, ibu-ibu disini untuk menghadapi tantangan yang ada, dan saya sangat senang melihat siswa-siswi disini,” paparnya.
Berdasarkan pantauan Sorongnews.com, usai melaksanakan kunjungan di SLB Kota Sorong, rombongan Kedutaan Besar Norwegia untuk Indonesia bertolak menuju Aston Hotel Sorong guna melangsungkan pertemuan bersama komponen Pemerintah Daerah Provinsi Papua Barat Daya. (Jharu)
Komentar