Aroma KKN Tercium dari Busuknya Sampah Kota Sorong, CV Jusnik Akui Proses Lelang Tertutup dan Penunjukan

SORONG, PBD – Dibalik tumpukan sampah yang terus meninggi di Kota Sorong, ada kekecewaan yang tak terangkut. Bukan semata-mata soal bau menyengat dari Tempat Pembuangan Sementara (TPS), melainkan aroma yang lebih menusuk, ketidakadilan, dan dugaan aroma praktik kolusi, korupsi, dan nepotisme (KKN).

Ratusan petugas kebersihan, yang selama ini bekerja di bawah naungan CV Jusnik, turun ke jalan melakukan unjuk rasa. Dua hari berturut-turut mereka mendatangi Kantor Wali Kota Sorong, mempertanyakan nasib mereka yang tiba-tiba terombang-ambing tanpa kejelasan, setelah bertahun-tahun menjaga kebersihan kota dengan tangan mereka sendiri.

____ ____ ____ ____

Ditengah sorotan publik, Rommy VJ Nikolaas, perwakilan CV Jusnik, akhirnya bersuara. Dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) yang digelar DPRD Kota Sorong bersama DLH, Dinas Ketenagakerjaan, dan perwakilan petugas kebersihan, Rommy memaparkan fakta yang selama ini terpendam.

“Kontrak kami resmi berakhir pada 30 Juni 2025, dan itu kami sampaikan ke semua pekerja jauh hari sebelumnya. Kami berhenti karena menunggu proses lelang baru,” ungkapnya, Jumat (18/7/2025).

Menurutnya, dua minggu sebelum masa kontrak berakhir, seharusnya sudah ada proses lelang terbuka.

Namun, ada pergantian Kepala Dinas DLH yang mendadak mengakibatkan kekosongan kepemimpinan yang berdampak pada kelanjutan proses tersebut.

“Menurut pengakuan Kepala Dinas, lelang sedang berproses. Tapi setelah saya cek berkali-kali di laman resmi LPSE Kota Sorong, belum ada jadwal yang tayang. Tapi sudah ada pihak lain yang turun kerja, ini yang membuat pekerja kami kecewa. Kalau memang persyaratannya bisa kami penuhi, kami pasti ikut. Kami percaya dengan kualifikasi perusahaan kami dan kelengkapan peralatan yang dimiliki,” tegasnya.

Mengenai aksi unjuk rasa para petugas kebersihan yang sebelumnya bekerja di bawah naungan CV Jusnik, Rommy menyatakan bahwa hal itu merupakan bentuk luapan kekecewaan para pekerja yang merasa tidak dilibatkan dalam proses transisi pengelolaan kebersihan di Kota Sorong.

“Satu minggu terakhir sebelum mereka turun aksi, mereka sering datang ke kantor bertanya, bagaimana nasib kami? namun kami tidak bisa memberi kepastian karena dari dinas terkait dan Pemkot Sorong tidak pernah mengundang kami atau memberi catatan apapun,” ucapnya.

Ia mengaku terkejut saat mengetahui bahwa sudah ada pihak baru yang mulai bekerja di lapangan tanpa terdapatnya pengumuman resmi pemenang lelang.

“Kami awalnya tidak tau ada perusahaan baru yang tiba-tiba bekerja. Itu mungkin yang membuat emosi para pekerja (petugas kebersihan) kami. Mereka merasa tidak dihargai setelah bertahun-tahun bekerja demi kebersihan kota ini,” tuturnya.

Pada kesempatan itu, Ia menanggapi kritik publik terkait kondisi kebersihan Kota Sorong yang dianggap masih belum optimal. Ia menekankan bahwa tanggungjawab menjaga kebersihan bukan hanya berada di tangan kontraktor atau pemerintah, namun merupakan tanggung jawab bersama.

“Kami bekerja dari jam 5 atau 6 pagi sampai jam 3 sore. Tapi faktanya, TPS yang kami bersihkan pagi hari, bisa penuh lagi siangnya. Ini bukan hanya tugas kami, namun seluruh elemen masyarakat juga harus sadar akan peran mereka,” ucapnya.

Ia menambahkan bahwa hingga saat ini, belum ada regulasi daerah yang jelas terkait pengelolaan sampah terpadu maupun jadwal buang sampah yang diatur secara mengikat.

“Soal jam buang sampah pernah dibuat, namun itu hanya instruksi saja, hingga saat ini belum ada perda-nya atau perwali-nya,” tandasnya.

Sebagai informasi, CV Jusnik tercatat menangani pengelolaan kebersihan Kota Sorong sejak tahun 2022 hingga berakhir pada pertengahan 2025.

Sebelumnya, Direktur PT Bangun Malamoi Indah, Jhon Haji Malibela mengklaim sebagai pihak yang bertanggung jawab atas persoalan sampah Kota Sorong saat ini.

Jhon mengaku siap menampung 121 pekerja kebersihan dari CV Jusnik. Ia pun mengungkapkan bahwa upaya untuk merangkul CV Jusnik mengalami jalan buntu.

https://sorongnews.com/bantu-pungut-sampah-direktur-pt-bangun-malamoi-siap-tampung-petugas-kebersihan-yang-habis-masa-kontraknya/

Kini, Kota Sorong bukan hanya berjuang melawan tumpukan sampah, tapi juga harus menjawab tumpukan pertanyaan tentang integritas, transparansi, dan penghargaan terhadap para pekerja yang selama ini menjaga wajah kota tetap layak pandang. (Jharu)

Komentar