Anggaran Besar, Hasil Nihil, Studi Tiru Disperindag Raja Ampat ke Jogjakarta Dipertanyakan

RAJA AMPAT, PBD – Program studi tiru dan bimbingan teknis (bimtek) yang dilakukan Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Raja Ampat ke Jogjakarta pada 16 Juli 2025 menuai kritik. Sejumlah warga menilai kegiatan yang menelan anggaran tidak sedikit itu belum memberikan dampak nyata terhadap pengelolaan Pasar Baru Snon Bukor.

Hingga kini, keluhan pedagang di pasar tersebut masih sama seperti sebelum studi tiru dilakukan. Persoalan itu bahkan kembali terungkap saat Gubernur Papua Barat Daya dan Bupati Raja Ampat melakukan kunjungan langsung ke lokasi.

____ ____ ____ ____

“Kalau benar hasil studi tiru dan bimtek itu diterapkan, seharusnya ada perubahan positif di pasar. Tapi kenyataannya, keluhan tetap sama, tidak ada yang berubah,” kata seorang warga Waisai, Marten kepada wartawan, Jumat (12/9/2025).

Masyarakat juga mempertanyakan transparansi dan efektivitas penggunaan anggaran daerah untuk kegiatan tersebut.

“Bimtek di Jogja itu manfaatnya apa? Apakah ilmunya dibagikan ke pelaku usaha? Atau hanya menghabiskan anggaran saja?” tambahnya.

Hingga kini, Disperindag Raja Ampat belum memberikan keterangan resmi mengenai tindak lanjut hasil studi tiru tersebut. Publik menunggu bukti nyata, apakah program ini benar-benar berpihak pada peningkatan kapasitas pengelola pasar dan pelaku usaha, atau sekadar seremonial. (David)

Komentar