Adli Food Kolaborasi MeNoken AnimHa dan KWT Latih Peningkatan Nilai Pangan Lokal Petani Papua

MERAUKE, – Adli Food berkolaborasi dengan Noken connecting communities (MeNoken AnimHa) dan Kelompok Wanita Tani (KWT) Aru Berdaya Sejahtera menggelar pelatihan peningkatan nilai pangan lokal bagi kelompok tani Kaonak di rumah produksi Adli Food Jalan Arafura Buti, Kelurahan Samkai, Merauke, Papua, Sabtu (18/9/21).

Pantauan sorongnews.com, kelompok tani Kaonak merupakan petani muda asli Pegunungan Tengah Papua yang datang ke Merauke untuk sekolah dan kuliah serta kesehariannya menanam singkong, ubi jalar atau petatas, keladi, dan lain-lain. Mereka sangat antusias mengikuti pelatihan yang dibuka secara resmi oleh Kabid Konsumsi Penganekaragaman dan Keamanan Pangan Dinas Ketahanan Pangan Merauke, Andre Rimbayana.

Kegiatan swadaya ini menerapkan protokol kesehatan pencegahan COVID 19 dengan memakai masker, mencuci tangan, dan menghindari kerumunan. Mulai dari puluhan peserta mengikuti materi oleh trainer, Yulita Sirken, dilanjutkan praktek membuat tepung dari pangan lokal yaitu tepung mocaf (modified cassava flour) oleh founder Adli Food, Suyatmadi, dan membuat kue kering dari tepung mocaf hingga membuat pupuk organik cair.

Dalam sambutannya, Kabid Konsumsi Penganekaragaman dan Keamanan Pangan Dinas Ketahanan Pangan Merauke, Andre Rimbayana mengapresiasi Adli Food, MeNoken AnimHa dan KWT Aru Berdaya Sejahtera yang mau berbagi ilmu kepada generasi muda Papua. Selain itu, kemauan petani muda Papua yang tinggal di wilayah Cikombong untuk belajar patut diacungi jempol.

“Ilmu ini mahal, tetapi tersedia disekitar kita. Mewakili dinas, kami ucapkan terima kasih kepada penyelenggara yang mau berbagi dan peserta yang mau belajar. Harapannya, kedepan bisa terus dilaksanakan. Saya berpesan, peserta bisa menerapkan dan ketika
berguna bagikan kepada yang lain untuk mengembangkan pangan lokal di Merauke,” ucapnya.

Dikesempatan yang sama, trainer, Yulita Sirken menuturkan, sebanyak 20-an petani muda Papua yang dilatih nantinya tidak hanya menjual hasil kebun pangan lokal segar namun bisa menjual hasil olahan pangan lokal.

“Kami berikan ilmu baru kepada adik-adik yang kesehariannya berkebun, membuat tepung mocaf untuk bisa kedepannya menjadi aneka olahan, salah satunya kue kering semprit mocaf. Kami ingin mereka punya keterampilan mengolah hasil pangan sehingga bisa bersaing dipasaran,” ungkapnya.

Litha mengakui, baru pertama kali kegiatan secara swadaya dilakukan, sedangkan kegiatan bekerjasama dengan dinas-dinas terkait sebelumnya sudah dilakukan melatih KWT maupun wirausaha-wirausaha di Merauke. Terlebih potensi pangan lokal di Merauke sangat banyak untuk bisa dikreasikan.

Khusus pelatihan pembuatan pupuk organik cair menggandeng dosen Universitas Musamus Merauke. Dengan harapan, generasi muda Papua bisa membuat pupuk organik sendiri dan meminimalkan biaya pengeluaran.

“Saya sudah menjadi pendamping orang asli Papua sejak 2019 awalnya 30 orang dan 50 persen berjalan, berarti bisa kita katakan mereka punya semangat yang sama. Hanya ada kecenderungan tidak percaya diri dan butuh pendampingan atau tempat sharing arahan. Sehingga kami tergerak hati, bagaimana cara mendampingi mereka, memberi sedikit ilmu untuk menambah penghasilan mereka. Harapannya, kelompok tani Kaonak yang hari ini berlatih dan kelompok lainnya bisa mendapat perhatian dari dinas terkait untuk dilibatkan dalam kegiatan,” demikian tandasnya. (Hida)

Komentar