SORONG, – Bank Indonesia terus mendorong akselerasi digitalisasi ekonomi dan keuangan nasional melalui pengembangan kanal sistem pembayaran ritel yang mengedepankan interoperabilitas.
Digitalisasi sistem pembayaran merupakan implementasi dari Blueprint Sistem Pembayaran Indonesia 2025 (BSPI) dalam menyediakan infrastruktur sistem pembayaran ritel yang cepat serta mewujudkan industri penyelenggara sistem pembayaran yang inovatif, kolaboratif, dengan standar keamanan yang tetap terjaga.
Bank Indonesia (BI) berkomitmen untuk terus memperluas akseptasi pembayaran digitial, salah satunya melalui fasilitasi penggunaan QR Code atau indonesian Standard (QRIS) di pasar-pasar dan pusat perbelanjaan. Komitmen tersebut diwujudkan dengan kolaborasi antara Kementerian Perdagangan melalui Program Pasar dan Pusat Perbelanjaan SIAP (Sehat, Inovatif, dan Aman Pakai) QRIS yang telah di kick-off pada tanggal 5 November 2021 di Kabupaten Minahasa.
Peluncuran tersebut menandai dimulainya uji coba (pioting) pasar dan pusat perbelanjaan SIAP QRIS di 51 pasar rakyat dan 45 pusat perbelanjaan di 34 provinsi seluruh Indonesia. Program SAP QRIS bertujuan untuk mendisiplinkan protokol kesehatan, efisiensi, praktis dan higienis tanpa tatap muka.
Sebagai perwujudan sinergi tersebut, Bank Indonesia Provinsi Papua Barat berkolaborasi dengan Pemerintah Daerah Kota Sorong melalui Dinas Perdagangan, Badan Pengelolaan Pajak dan Retribusi Daerah serta Penyedia Jasa Pembayaran (PJP) baik perbankan (BRI, BNI dan Mandiri) maupun non-perbankan (LinkAja). Dengan kolaborasi tersebut kegiatan peluncuran hari ini dapat berjalan lancar sebagai momentum untuk mempersiapkan pasar dan pusat perbelanjaan dalam memasuki era kenormalan baru.
Dengan bantuan PJP telah dilaksanakan onboarding atau edukasi mengenai kanal pembayaran QRIS kepada pedagang di Pasar Remu dan Saga Mall Sorong, sehingga saat ini sudah terdapat 437 pedagang dari 615 pedagang yang berada di dalam Pasar Remu dan 16 tenant di Saga Mali Sorong yang memiliki QRIS sebagai opsi pembayaran. Untuk mendukung transaksi menggunakan QRIS, pihak perbankan telah menyediakan 37 agen perbankan di area Pasar Remu unutk membantu proses top up uang elektronik, cash out, transfer dana hingga pembayaran tagihan dan pajak.
Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Papua Barat, James Wilson Lumbantobing dalam sambutannya menegaskan bahwa pola transformasi digital seperti yang dilakukan di Pasar Remu akan memberikan banyak manfaat bagi masyarakat, pedagang, perbankan hingga pemerintah setempat. Pola transaksi yang terekam secara digital menjadi modal penting, baik bagi merchant ataupun perbankan untuk dapat menilai lebih lanjut mana nasabah yang layak untuk mendapat jasa layanan perbankan khususnya pembiayaan atau pemberian kredit.
Melalui kegiatan ini, kami berharap masyarakat mampu memanfaatkan teknologi digital dalam sektor perdagangan untuk meningkatkan volume transaksi para pedagang dan mengenal cara pembayaran yang Cemumuah (Cepat, Mudah, Murah, Aman dan Handal). Mempertimbangkan peran strategis pasar tradisional dan potensi digitalisasi serta dampaknya terhadap ekonomi, Bank Indonesia Papua Barat akan melanjutkan pencanangan program S.I.A.P QRIS di beberapa pasar tradisional maupun pasar modern sebagai salah satu upaya mempercepat digitalisasi daerah di sektor perdagangan. (*/Sya)
Komentar