Mahasiswa Magister Uncen Benidiktus Bame, Nilai Pemkot Sorong Kurang Serius Tangani Banjir

SORONG, PBD – Mahasiswa Papua Barat Daya yang saat ini menempuh Magister Manajemen Sumber Daya Alam dan Lingkungan (MSDAL) Uncen Jayapura, Benediktus Bame, menilai kerja Pemerintah Kota Sorong tidak serius menangani banjir yang terus menerus menimpa Masyarakat.

“Masalah banjir di kota Sorong bukan lagi masalah baru melainkan masalah ini berlangsung cukup lama. Kenapa pemerintah kota tidak serius tangani dengan baik, saya pikir kekuasaan ada di pemerintah tinggal mainkan peran, karena masyarakat sudah resah dengan banjir,” terang Benediktus dalam keterangan tertulisnya kepada redaksi, Jumat malam (8/3/24).

Ia menduga jika masalah banjir di kota tidak ditangani dengan baik bisa jadi akan digunakan isu Kampanye bagi figure yang akan maju pada calon Walikota, Gubernur atau lainnya.

“Ini aspek analisa politik saja, karena masalah banjir yang selalu kita lihat di depan mata hanya tinggal saja, nanti kalau terjadi banjir mulai walikota atau Gubernur turun lihat. Coba beranilah ambil kebijakan yang tegas tentang tata ruang kota ini dengan baik, masa di beberapa kota dengan penduduk terbanyak saja para pemimpin bisa atur rakyatnya hidup dengan baik, lingkungan bersih, sampah buang pada tempatnya, pembangunan ramah lingkungan. Masa Papua khusus kota Sorong dengan perolehan penduduk sedikit saja kota banyak debu, banjir, sampah. Ini kita bisa pertanyakan kemampuan seorang pemimpin,” kritik Bame.

Ia tambahkan bahwa hal yang perlu pemerintah perhatikan drainase, sampah, kemudian pembangunan rumah yang dihuni masyarakat. Kalau daerah itu menjadi aliran sungai jangan bangun rumah karena akan mengakibatkan laju sungai menjadi penghalang maka air akan mengalir meluap keluar. Pemerintah harus tegas rumah tutup drainase maka rumah tersebut harus bongkar dan pindahkan.

Hal berikut adalah kalau Regulasi yang mengatur tentang tata ruang kota perlu dipertegas dengan kebijakan yang mampu menyembuhkan ditengah masyarakat.

“Kalau belum ada regulasi dibuatkan, masa banyak orang hebat di PBD tidak bisa buat regulasi,” tanya Bame.

Ia menganalisa ada patahan dibawah tanah yang dulunya jalur sungai bawah tanah mengalir lancar saja setelah terjadi gempa besar di Papua beberapa waktu belakangan karena pergerakan lempeng dan Pulau Papua bergeser berapa derajat dibawa permukaan bumi akhirnya terjadi patahan.

Saluran tersebut tersumbat akhirnya air meluap naik ke atas permukaan kalau terjadi hujan dengan intensitas tinggi 27,8-34-9 Mm yang berlangsung cukup lama.

Kalau hal ini tidak di tangani serius oleh pemerintah kota dan dibackup oleh pemerintah provinsi, kedepan akan lebih parah lagi karena semakin majunya pembangunan, bertambahnya penduduk, bisa terjadi korban yang banyak.

“Oleh karena itu, saran saya pemerintah harus serius tangani banjir dengan baik, sosialisasi kepada masyarakat tentang daerah yang boleh bangun rumah dan daerah yang dilarang agar masyarakat juga bisa menempatkan diri dimana daerah yg mereka bisa beraktivitas atau bangun rumah dan daerah yg dilarang. kalau pemerintah ingin libatkan kita untuk sama² berpikir cara menurunkan banjir mudah kita siapkan konsepnya dan pemerintah menjadi eksekutor,” sarannya. (**/Oke)

Komentar