SORONG, PBD – Fenomena jual beli atlet dalam gelaran pertandingan olahraga di Indonesia masih marak terjadi, terutama jelang gelaran olahraga berskala nasional. Informasi inipun mendapat tanggapan dari Ketum KORMI PBD, Edison Siagian.
Usai dilantik sebagai ketua KORMI PBD, Ia mengatakan bahwa hal tersebut belum pernah didengar dan belum ada cukup bukti.
“Kalau soal informasi jual beli atlet saya pikir sampai hari ini belum terlihat tapi juga mendengar apalagi belum ada bukti-bukti terkait hal itu,” ungkap Edison saat ditemui media, Rabu (14/6/23).
Tegasnya, tentu dirinya tidak setuju kalau ada bahasa jual beli atlet namun jikalau ada atlet yang memang mau pindah itu tidak dilarang.
“Jika keinginannya untuk pindah itu namanya kemauan individual tetapi kalau ada omongan jual beli itu pasti presepsi negatif,” bebernya.
Dijelaskannya, kalau berbicara soal atlet ini menyangkut kejujuran dari Pemerintah Provinsi dalam mengirim kontingennya, Papua sudah menjadi kota modern dimana sudah banyak orang-orang yang masuk keluar begitu juga dengan para pendatang.
“Kita semua tahu Papua Barat Daya sudah sangat banyak sekali pendatang bahkan kota Sorong sendiri mayoritas pendatang,” terangnya.
Menurutnya, kalau dibilang atlet harus OAP itu bisa-bisa saja hanya harus realistis sebab yang bukan orang asli papua juga sudah banyak disini.
Dirinya berharap, dengan hadirnya KORMI PBD, semua yang tinggal disini baik pendatang maupun masyarakat asli dapat saling berkerja sama untuk mengembangkan atlet-atlet berprestasi Papua Barat Daya.
“Siapa pun itu harus mau bekerja sama sekaligus mengembangkan Papua ini bersama-sama, tentunya siapapun atlet yang ada di provinsi terbuka kesempatan untuk ikut dalam KORMI khususnya,” tutupnya. (Mewa)
Komentar