SORONG, PBD – Kota Sorong belum lama ini ditetapkan sebagai Kota dengan status siaga bencana hidrometeorologi. Apa itu bencana hidrometerorologi ?
Dilansir dari halaman BMKG, hidrometriologi adalah suatu fenomena bencana alam atau proses merusak yang terjadi di atmosfer (meteorologi), air (hidrologi) atau lautan (oseanografi) yang dapat menyebabkan hilangnya nyawa, cedera atau dampak kesehatan lainnya, kerusakan harta benda, hilangnya mata pencaharian dan layanan gangguan sosial dan ekonomi atau kerusakan lingkungan.
Contoh bencana hidrometrodologi yaitu badai siklon tropis, badai petir, badai es, Tornado, curah hujan ekstrim, angin kencang, banjir, embun dan suhu dingin.
Forecaster atau prakirawaan Cuaca BMKG Sorong, Ibnu Subrataaji kepada sorongnews.com usai menghadiri apel gelar pasukan di Polresta Sorong Kota, Kamis (16/2/23) membenarkan bahwa ada peningkatan klimatologis dibandingkan 30 tahun lalu.
Dimana pada bulan Februari curah hujan lebih meningkat dibandingkan dibulan yang sama pada tahun-tahun sebelumnya. Hal ini diprediksi akan terus meningkat hingga puncaknya pada bulan Mei hingga Agustus 2023 dan merata di wilayah Papua Barat dan Papua Barat Daya. Menurut Ibnu, penyebab peningkatan suhu disebabkan oleh beberapa faktor yaitu gangguan lokal, rehional dan global.
“Saat ini banyak belokan Udara, kalau ada belokan udara bisa menyebabkan adanya potensi awan Cumulonimbus atau awan Cb, yang dapat menyebabkan terjadinya angin kencang, hujan lebat dan putingbeliung,” terang Ibnu.
Ia mengimbau kepada warga untuk tidak panik namun tetap waspada dengan segala perubahan iklim dan Cuaca pada hari-hari kedepan dan dapat memantau setiap peringatan dini BMKG melalui aplikasi android atau iOS atau melalui media sosial resmi BMKG. (Oke)
Komentar