SORONG,- Sejumlah supir angkutan kota (angkot) merasa tidak nyaman saat mengangkut penumpang dari pasar sentral Remu Sorong, pasalnya kendaraannya harus terombang-ambing saat melintas jalan yang rusak dan berlubang.
Salah satu supir angkot, Patrick saat ditemui usai beroperasi Rabu (7/9/22), menuturkan bahwa pihak penagih retribusi seharusnya lebih jeli melihat kondisi jalur angkutan yang melintas, sebab jalur tersebut sudah tidak nyaman bagi supir ataupun penumpang.
“Satu kali putaran Rp1.000, kalau sepuluh kali putaran berarti Rp. 10.000 untuk satu (angkot) dikalikan dengan berapa angkutan yang hari-hari melintas dipasar ini, saya rasa cukup untuk beli pasir satu ret lalu cor jalan rusak dan berlubang itu,” ungkap Patrick.
Dibeberkannya setoran retribusi yang tiap hari diberikan pun mereka tidak mengetahui secara langsung apakah benar-benar diserahkan kepada pihak pemerintah atau dinas perhubungan, sebab tidak menggunakan karcis dan hanya mengatas namakan pemerintah yang menyuruh.
Sehingga Ia berharap agar Pemerintah bisa turun langsung memantau perkembangan dari pasar sentral remu, terutama jalur yang sudah berlubang-lubang, sekaligus mengecek pihak-pihak penagihan tanpa karcis apakah benar-benar diperintahkan oleh pemerintah ataukah tidak. (Mewa)
Komentar