SORONG, – Bank Sampah Sorong Raya bersama Yayasan Misool Baseftin mempersembahkan empat Film terbaik karya cineas muda asli Papua Barat yang diputar di Bioskop XXI Kota Sorong, Papua Barat, Kamis (7/4/22).
Film dokumenter yang difasilitasi penuh oleh Yayasan Misool Baseftin, yaitu
•Film “Mas Lingkungan”, ketua tim: Arfan A. Sulaiman
•Film “Living with Plastic” ketua tim: Aldila Mawanti Athirah
•Film “Refill of Sauwandarek” ketua tim: Djumiati Mustia
•Film “Dealing of Plastic” ketua tim : Pambajeng Putro
Sorongnewa.com yang diundang untuk menyaksikan Film dokumenter tersebut cukup antusias menonton Film dokumenter karya generasi muda pecinta lingkungan.
Kesan tidak membosankan dan monoton terlihat dari Film yang diputar tidak lebih dari dua jam tersebut. Pengambilan angle gambar yang menarik dan muatan pesan menjaga kelestarian alam khususnya pengelolaan limbah sampah menarik untuk ditonton.
Campaign Coordinator #PlastikTaraAsik Pretty Christina dalam keterangannya usai pemutaran Film mengatakan bahwa Kampanye #PlastikTaraAsik mulai bergerak sejak Oktober 2021 dan dijalankan oleh Bank Sampah Sorong Raya – Yayasan Misool Baseftin. #PlastikTaraAsik merupakan bagian dari proyek ‘Rethinking Plastics – Circular Economy Solution to Marine Litter’ mendukung transisi menuju ekonomi sirkular untuk plastik di tujuh negara di Asia Timur dan Asia Tenggara untuk mengurangi sampah di laut secara siginifikan.
Proyek ini bekerja antara lain di bidang pengelolaan sampah plastik, konsumsi, dan produksi plastik yang berkelanjutan, serta pengurangan sampah yang berasal dari laut. Ini didanai bersama oleh the European Union and the German Federal Ministry for Economic Cooperation and Development (BMZ) dan diimplementasikan secara bersama oleh Deutsche Gesellschaft für Internationale Zusammenarbeit (GIZ) GmbH and Expertise France. Negara-negara mitra untuk topik-topik terpilih adalah China, Indonesia, Filipina, Thailand, dan Vietnam serta Jepang. (https://beatplasticpollution.eu/rethinkingplastics/).
“Papua dikenal sebagai surga kecil yang jatuh ke bumi. Surga kecil itu harus dirawat dan dilestarikan. Seiring dengan perkembangan zaman dan bertambahnya jumlah penduduk, tantangan besar yang kita hadapi saat ini adalah pengelolaan sampah khususnya sampah plastik sekali pakai. Ada banyak cara kreatif untuk terlibat aktif dalam penyadaran masyarakat terhadap isu sampah plastik sekali pakai. Untuk itu, Yayasan Misool Baseftin terus berperan aktif dalam menjaga ekosistem laut khususnya di tanah Papua, oleh sebab itu melalui kampanye #PlastikTaraAsik, Yayasan Misool Baseftin membuka kesempatan bagi pemuda/i lokal yang tertarik untuk mewujudkan ide mural dan dokumenter dengan tema “Warisan Surga Kecil bebas Plastik”. Tema ini dipilih agar lebih dekat dan sesuai dengan pemuda setempat untuk membawa kesadaran akan alam Papua Barat yang perlu dilestarikan,” terang Pretty.
Kolaborasi film dokumenter terbuka untuk seluruh calon peserta di Sorong Raya (Kota dan Kabupaten Sorong, Kepulauan Sorong, dan Kabupaten Raja Ampat). Tiga dari empat film dokumenter pada pemutaran ini merupakan hasil dari “Call for Ideas” yang dilakukan sejak Desember 2021 oleh Yayasan Misool Baseftin melalui tahap seleksi administrasi, ide, wawancara, dan coaching clinic. Sementara satu film lainnya merupakan in-house documentary dari Misool Baseftin.
“Ada sekitar 50an tim yang mendaftarkan diri untuk mengikuti pembuatan Film dokumenter. Namun setelah melalui berbagai tahapan diatas, ada terpilih tiga yang terbaik yang dicoach oleh Kak Leonardo Marko dan Kak Rahmat Takbir,” terang Pretty.
Berbagai stakeholder ikut terlibat selama kampanye #PlastikTaraAsik ini berlangsung mulai dari Instansi Pemerintah, BUMN, NGO, pelaku usaha, tokoh-tokoh lokal, media, dan para kolaborator.
“Tantangan yang kami hadapi cukup beragam. Tentu juga terkait dengan situasi dan kondisi Pandemi Covid-19. Kegiatan pemutaran film dokumenter yang awalnya dijadwalkan di XXI Sorong pada 21 Februari 2022 bertepatan dengan Hari Peduli Sampah Nasional 2022, namun harus diundur hingga 7 April 2022. Sebelumnya kami sudah melakukan pemutaran film dokumenter di lokasi produksi film dokumenter, seperti di Kampung Sauwandarek (17/03), Pulau Raam (20/03), Suprau (22/03), dan Kali Remu (23/03). Selain itu, kami juga melakukan pemutaran film dokumenter di Manokwari (26/03),” imbuh Pretty. (Oke)
Komentar