MERAUKE, PAPUA SELATAN – Rumah Sakit Bunda Pengharapan (RSBP) kini genap berusia 22 tahun.
RSBP tak pernah berhenti memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat Kabupaten Merauke, Provinsi Papua Selatan.
Sejarah berdirinya RSBP dimulai dengan pembangunan gedung Poliklinik Bunda Pengharapan yang rampung pada 2000 dan secara resmi dibuka 3 Februari 2001 lalu di Kelurahan Kelapa Lima.
Hingga klinik tersebut diresmikan oleh Bupati Merauke, Johanes Gluba Gebze pada 9 Desember 2002.
RSBP ini didirikan atas prakarsa Pimpinan Kongregasi PRR, Sr M Gabriela, PRR, Mgr Jacobus Duivenvoorde MSC (Uskup Agung Merauke), Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Merauke, Yosef Rinta R dan dokter Petrus Tjia dokter senior di Merauke, Sr M Philomina PRR selaku pimpinan komunitas pada masa itu.
Klinik Bunda Pengharapan dikelola PRR bersama para dokter hingga dikembangkan menjadi sebuah rumah sakit.
Dalam perjalanannya, Klinik Bunda Pengharapan direlokasi sesuai tuntutan pemerintah untuk sebuah rumah sakit harus ada fasilitas dan sarana yang lebih memadai.
“Oleh karena itu, kita relokasi RSBP di Tujuh Wali-Wali Mei 2019. Saat relokasi, pasien tidak ada. Sepi sekali. Saya tiba disini 3 Desember 2019,” kenang Direktur RSBP, Sr M dr Bertha dalam sambutannya pada acara peringatan HUT ke-22 RSBP dan hari orang sakit sedunia ke-31, Sabtu (18/2/23) petang.
“Saya jaga poli, pasien hanya 1 sampai 3 orang. Namun Tuhan berkehendak baik saat Covid-19. Akhirnya kami menjadi rumah sakit rujukan pasien non Covid. Itulah cara Tuhan bekerja memperkenalkan RSBP melayani pasien yang cukup banyak,” sambungnya.
RSBP telah menjadi rumah sakit rujukan puncak di Provinsi Papua Selatan saat 2020 hingga 2022, terbukti rata-rata tempat tidur yang terpakai dari 40 persen terus mengalami kenaikan 60-70 persen.
RSBP menjadi rumah sakit yang lebih baik dari masa ke masa. RSBP memiliki 89 Tempat Tidur (TT) yang diperuntukkan pasien berbagai kelas dan kalangan. Kini telah ditetapkan sebagai RS tipe D.
Kedepan jumlah tempat tidur rawat inap tersebut akan ditingkatkan diatas 100 TT sejalan dengan cita-cita meningkatkan RSBP menjadi RS tipe C.
“Selama bertahun-tahun kita memperjuangkan RSBP. Hari ini kita berkomitmen mengoptimalkan pelayanan yang lebih baik. Terima kasih seluruh karyawan telah bekerja keras. Palinh saya rasakan 2022, kami mau akreditasi bekerja pagi hingga malam dan membuktikan sama kualitasnya dan mendapatkan bintang 5 atas segala upaya,” kata Sr M dr Bertha.
Dikatakan, RSBP memiliki karyawan sebanyak 201 mulai dari staf hingga direktur.
Melayani pasien rawat inap sebanyak 87 persen adalah pasien BPJS kesehatan. Bahkan, mayoritas kunjungan pasien adalah ibu dan anak sejak 2020-2022.
Sayangnya, ruangan bagi ibu dan anak sangat kurang. Banyak ibu melahirkan tertahan diruang bersalin karena tidak ada tempat tidur lagi.
“Dari situ, RSBP mengambil kesimpulan. Kami tujukan mengarah kepada kesehatan ibu dan anak. Harapan kami kepada Pj Gubernur Papua Selatan, kita butuh dukungan 1 fasilitas lagi ruangan ibu dan anak,” ucapnya.
Selain itu, akibat tidak ada transportasi umum di area Tujuh Wali-Wali membuat pasien tak bisa cepat pulang. Bahkan, kala malam hari jalanan gelap karena tidak ada lampu jalan membuat pasien takut ke RSBP.
Sr dr Bertha juga berharap pemerintah bisa membantu aliran PDAM untuk RSBP yang berada diwilayah airnya mengandung belerang, kapur, mineral yang tingkat keasinan tinggi.
“Meski alam kurang mendukung tapi kami percaya RSBP akan lebih baik. Kami percaya Provinsi Papua Selatan akan maju dan akan mengalirkan PDAM kesini. Apalagi RS ini membuka lapangan kerja dari CS sampai manajer. Kita butuh dukungan semua pihak agar sama-sama bisa menyejahterakan masyarakat Papua Selatan,” tandas Direktur RSBP.
Pantauan Sorongnews.com, perayaan HUT ke-22 RSBP dan peringatan Hari Orang sakit sedunia ke-31 berlangsung meriah. Diawali perayaan ekaristi yang dipimpin Uskup Agung Merauke, Mgr Petrus Canisius Mandagi MSC.
Selanjutnya, pemberkatan patung Santa Maria Bunda Pengharapan Merauke
dan penandatanganan prasasti, pemotongan kue ulang tahun serta tumpeng.
Dihadiri Pj Gubernur Papua Selatan, Apolo Safanpo, Wakil Ketua Komisi IX DPR RI, Emanuel Melkiades Laka Lena, keluarga besar RSBP dan tamu undangan. (Hidayatillah)
Komentar