SORONG,- Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Salahuddin Uno melaksanakan kunjungan kerja di Kota Sorong, Papua Barat, salah satunya mengunjungi STIKES Papua, Senin (25/10/21).
Dalam sambutannya Wali Kota Sorong, yang diwakili Sekertaris Daerah Kota Sorong, Yakob M. Karet menyampaikan atas nama pemerintah kota Sorong mengucapkan selamat datang kepada menteri pariwisata dan ekonomi kreatif berserta rombongan di Kota Sorong Papua Barat.
Ia menuturkan kehadiran menparekraf membawa angin segar bagi perkembangan pertumbuhan dan ekonomi kreatif di Papua Barat khususnya di Kota Sorong ini.
Lebih lanjut, Wakil Ketua 3 STIKES Papua, M. Faizal Haryanto menjelaskan bahwa kampus STIKES adalah kampus Nusantara, disebutkan Nusantara dikarenakan pendiri atau pemilik yayasan adalah orang asli Papua, akan tetapi pengelola serta seluruh mahasiswa terdiri dari berbagai suku, terlihat yang menyapa adalah gambaran kecil Nusantara yang ada di STIKES Papua.
Selanjutnya, Ia membeberkan bahwa kampus kami berdiri sejak 2004, Sehingga pada tanggal 6 Oktober 2021 kemarin kami genap berusia 17 Tahun.
“Kado Terindah untuk STIKES Papua pada usia sweet seventeen 17 tahun adalah kehadiran bang Sandi ditengah kita semua,” ucapnya sontak membuat seluruh tamu undangan bertepuk tangan.
Pada kesempatan yang sama, Ia sangat berharap dengan kehadiran Menparekraf memberikan dampak perubahan bagi institusi pendidikan kesehatan swasta satu-satunya di Papua Barat.
Selain itu, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Salahuddin Uno mengatakan bahwa kami melihat ada satu ketangguhan kerena ada generasi muda yang menjadi garda terdepan dan lokomotif pembangunan ekonomi Indonesia.
“Oleh karena itu, STIKES Papua harus bersyukur, karena kesehatan menjadi sektor tertinggi pertumbuhan di tengah pandemi dan tantangan ekonomi, namun kesehatan harus terus dibalut teknologi dan aplikasi,” kata Sandi Uno.
Dimana sambungannya, Ia ingin mengingatkan seluruhnya teknologi digitalisasi adalah bagian dari STIKES Papua dalam upaya meningkatkan nilai tambah dari program kesehatan.
Kemudian, mampu mendorong edukasi berbasis teknologi dengan baik.
“Saya ingin betul-betul mampu menghasilkan SDM kesehatan yang mumpuni,” ungkapnya.
Indonesia masih memiliki tantangan usaha yang dibangun dari ekonomi kreatif sekitar 9% yang menggunakan teknologi informasi, sehingga belum optimal.
Dari sebagian besar lebih dari 90% masih menggunakan modal sendiri dan skalanya masih mikro dibawah 300 juta pertahun.
“Oleh karena itu, saya canangkan STIKES Papua saatnya Go Digital,” ujarnya.
Ia berkeinginan dalam meningkatkan inovasi dan kreativitas transformasikan digitalisasi. Peluang wirausaha muda dalam mengembangkan ekonomi kreatif sangat luas.
“Kita mendorong STIKES Papua berfikir membuka peluang usaha dan lapangan pekerjaan, jangan hanya mencari kerja tetapi keluar untuk menciptakan lapangan kerja dalam mengurangi tingkat pengangguran,” harapnya.
Kuncinya inovasi, insan yang ada di STIKES Papua harus bersikap inovatif, berani mengambil resiko, serta miliki soft skill dengan kolaborasi.
“Zaman Kompetensi memang baik untuk mengasah diri, tetapi zaman pandemi adalah zaman kolaborasi,” ungkap Sandi.
Prinsip memiliki 4 as, yakni kerja keras, kerja cerdas, kerja tuntas dan kerja ikhlas.
Sementara itu, tiga pilar utama untuk kita kembali bangkit, inovasi, adaptasi dan kolaborasi.
“Saya ingin mendorong program kemenparekraf dengan STIKES Papua, gerakan bangga buatan Indonesia,” jelasnya saat memberikan kuliah umum Start your experiance be a great enterpreuner singkat kepada ratusan mahasiswa.
Kegiatan kuliah umum STIKES Papua yang menghadirkan Menteri Pariwisata Ekonomi Kreatif itu dilakukan dengan protokol kesehatan COVID-19 yaitu menjaga jarak, memakai masker dan menggunakan handsanitizer yang disiapkan panitia. (Jharu/Oke)
Komentar