SORONG, – 141 Mama Asli Papua menerima bantuan usaha berupa mesin jahit, etalase jualan, tungku pengasapan ikan, kompor, oven, mixer dan blender diserahkan oleh Wakil Ketua II DPRD Kota Sorong, Elisabeth Nauw, Staf Ahli Wali Kota Sorong, Gamar Malabar dan Kadis Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Kota Sorong, Eda Doo, di gedung Welly Tigtigweria Kota Sorong, Papua Barat Daya, Rabu (21/12/22).
Kadis PPPA Kota Sorong, Eda Doo dalam laporannya mengatakan bahwa sebelumnya 141 Mama-mama Papua ini telah mengikuti pelatihan selama 3 hari.
Dimana terbagi dalam 4 pelatihan yaitu pelatihan pembuatan soevenir dari limbah lingkungan sebanyak 40 orang, pelatihan pengasapan ikan dan bakso ikan sebanyak 40 orang, pembuatan kue dan minuman sebanyak 51 orang dan pelatihan menjahit sebanyak 10 orang.
Ia pun menambahkan bahwa semangat dari Mama-mama Papua yang mengikuti pelatihan cukup tinggi. Terlihat dalam 3 hari saja, mereka mampu menghasilkan produk yang dijual di lokasi kegiatan. Seperti ikan asap, pentol ikan, kue kering, hiasan kepala khas Papua dan ukiran khas Papua.
Pelatihan ini akan berkelanjutan dan akan terus diawasi oleh dinas PPPA dan diharapkan keterlibatan OPD lainnya untuk berkolaborasi, menimbulkan jiwa wirausaha kepada mama-mama Papua.
“Kami berharap tumbuh jiwa usaha untuk perempuan Papua supaya bisa mandiri secara ekonomi. Sekaligus ini upaya kami untuk pencegahan kekerasan kepada perempuan,” sebut Eda Doo.
Sementara itu, Staf Ahli Wali Kota Sorong, Gamar Malabar mengatakan bahwa kesempatan mengikuti pelatihan banyak yang diinginkan oleh Perempuan lainnya. Ia menyebutkan Mama-mama yang mengikuti pelatihan oleh Dinas PPPA adalah keberuntungan.
“Oleh karena itu jangan berhenti sampai disini. Keterampilan harus terus diasah, tidak ada yang bisa merubah kecuali diri kita sendiri. Pemerintah dengan berbagai program sudah melakukan kegiatan untuk perempuan terutama perempuan asli Papua. Jadi Saya mewakili pemerintah Kota Sorong imbau agar pelatihan seperti ini dimanfaatkan dengan baik dan diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari,” pesan Staf Ahli.
Wakil Ketua II DPRD Kota Sorong, Elisabeth Nauw pada kesempatan tersebut juga meminta kepada OPD teknis yang memiliki program terhadap pemberdayaan masyarakat maupun perempuan untuk tidak hanya sekedar mengejar pertanggung jawaban tapi harus berkelanjutan.
“Jangan lagi bikin program hanya untuk buat pertanggung jawaban, tapi harus berkelanjutan. Usai pelatihan mereka harus apa, bagaimana memasarkan produk, bagaimana memanajemen keuangan hasil usaha. Apalagi saat ini sudah ada pemekaran-pemekaran, peluang usaha juga semakin besar, jangan sampai dibilang Otsus Gagal lagi. Saya di DPRD akan intervensi perspektif gender. Kedepannya Perempuan Papua harus punya Toko dan ruko sendiri,” sebut Elis.
Sementara itu, Monica Yumame dan Miriam Warami peserta pelatihan mengucapkan terima kasih atas kesempatan yang diberikan kepada mereka yang tinggal dibelakang Yohan tersebut.
“Selama pelatihan 3 hari kami dilatih untuk potong ikan yang benar, teknik membersihkan ikan, mengasap ikan dan membuat pentolan bakso dari ikan. Pelatihan ini sangat bermanfaat sekali bagi kami Mama-mama Papua agar punya usaha yang lebih baik ketimbang berjualan seadanya,” ujar Monica.
Terlihat menghadiri kegiatan penutupan pelatihan, Kadis Pemberdayaan Masyarakat Kota Sorong, Ketua Komisi I DPRD Kota Sorong, H. Taslim, Kepala Distrik Sorong Manoi, Ketua GOW Kota Sorong dan pengurus organisasi perempuan lainnya. (Oke)
Komentar