1 Dari 8 Anak Indonesia Meninggal Akibat COVID

SORONG, – Dokter Spesialis Paru, Erlina Burhan menjadi salah satu nara sumber dalam webinar yang digelar Forum Jurnalis Perempuan Indonesia (FJPI) Sabtu (24/7/21) dengan tema Melindungi Anak dari COVID 19.

Dalam keterangannya, Ia mengungkapkan bahwa Kasus kematian anak di Indonesia akibat COVID 19 merupakan yang tertinggi di dunia, dengan persentase 3 sampai 5 persen.

____

Apalagi saat ini, virus tersebut terus bermutasi masuk ke Indonesia. Varian baru tersebut yang terakhir adalah varian Delta asal India yang sudah mencapai ratusan di Jakarta. Varian Alpha yang bermula dari Inggris sebanyak 33 kasus.

Ia menambahkan bahwa puncak pandemi belum terlihat sampai saat ini dan diproyeksikan akan terus meningkat akibat protokol kesehatan yang kurang disiplin, varian baru yang bermunculan dan cakupan vaksinasi yang belum maksimal.

Mengapa varian baru lebih berbahaya, menurut Erlina karena pertama lebih mudah menular dimana transmisi varian Delta kurang dari 60% lebih tinggi dari varian Alfa. Replikasi yang sangat cepat bisa mengelabui sistem imun sehingga berdampak pada keparahan penyakit dan menyerang segala usia termasuk anak dan balita.

“Data per 24 Juli 2021 masih ditemukan 49.000 kasus baru COVID 19 di seluruh Indonesia. Dimana, 1 dari 8 anak di Indonesia dinyatakan meninggal dunia akibat COVID dan 50 persennya adalah Balita. Hal ini cukup mengkhawatirkan karena masih banyak anak di Indonesia yang belum divaksin,” ujarnya.

Ditambahkan oleh dokter spesialis anak RSUD Banyumas, Fresti Oktanindi, perlu peran dan teladan orang tua dalam melindungi anak dengan melakukan vaksinasi dan tetap menjaga protokol kesehatan (Prokes) 5M yakni memakai masker, mencuci tangan dengan sabun, menjaga jarak, menjauhi kerumunan dan mengurangi mobilitas keluar rumah bila tidak perlu.

Adapun gejala varian Delta menurut Fresti diantaranya flu yang berat diikuti sakit kepala, nyeri tenggorokan, hidung berair, tersumbat, demam, mual, muntah, ruam dan diare. Jika sampai pada tahap sesak nafas, Ia menyarankan untuk segera membawa ke rumah sakit.

Ia pun berpesan agar setiap rumah tangga menyiapkan minimal pengukur suhu tubuh atau termometer dan alat saturasi oksigen atau oxymeter. Kedua alat ini bisa menjadi peralatan yang dibutuhkan untuk mengambil tindakan. Jika suhu diatas 37 dan saturasi oksigen dibawah 99 maka perlu waspada.

Bagi anak yang dinyatakan positif COVID, Fresti mengatakan pertama agar tidak panik dan tetap mengikuti protokol kesehatan seperti melakukan isolasi mandiri (Ismon) kepada anak. Menjauhkan anak dari orang yang rentan tertular seperti kakek, nenek dan Balita. Berikan hiburan, gizi berimbang dan obat anjuran dokter saat anak menjalani Isoman.

Ketua Umum FJPI Uni Lubis dalam kesempatan itu menyatakan sangat berterima kasih atas penjelasan kedua narasumber, karena dapat menambah wawasan jurnalis, khususnya jurnalis perempuan anggota FJPI yang juga berperan sebagai Ibu.

“Dan merupakan tugas kita jurnalis untuk terus mengedukasi masyarakat mengenai pentingnya menjalankan prokes 5 M,” sebut Uni Lubis yang juga Pimred IDN Times. (Oke)

Komentar