TBM Rumah Kata, Perpustakaan Pribadi Kini Terbuka Untuk Semua Kalangan

SORONG, – Suhardi Aras, pria asal suku bugis yang besar di Sorong ini merupakan nama pemilik salah satu TBM yang biasa dikenal dengan Rumah Kata yang berada di Jalan Dworowati, Kilometer 12, kelurahan Giwu – Klaurung, Kota Sorong, Papua Barat. TBM Rumah Kata yang didirikan sejak tahun 2015 sampai sekarang tersebut mulanya adalah perpustakaan pribadi yang dimiliki Suhardi.

Namun lambat laun dirinya pun menerima sumbangan dari lembaga-lembaga lain seperti dinas Pendidikan serta ada kenalannya yang mengirimkan dari Jakarta. Rumah Kata juga pernah mendapat donasi buku sewaktu ada program pembagian buku gratis pada tahun 2017 yang diselenggarakan oleh pemerintah. Sepanjang berdirinya Rumah Kata, semua kalangan bisa datang untuk membaca buku serta meminjamnya.

Jenis buku yang ada di Rumah Kata pun bervariasi namun yang paling dominan adalah buku fiksi dan novel-novel yang tentunya mengikuti selera baca pemilik Rumah Kata itu sendiri. Ada juga beberapa buku kuliah namun masih tergolong sedikit dibanding novel dan fiksi. Rumah Kata memiliki pengunjung yang bisa dibilang banyak. Terlebih kalangan anak-anak Sekolah Dasar yang letaknya tidak jauh dari rumah kata itu sendiri.

“Banyak dikunjungi anak-anak sehabis pulang sekolah,” ujarnya menambahi.

Karena penempatan buku-buku yang kebanyakan ditata rapi didalam rumah sehingga rumah kata pernah mengurangi aktivitas peminjaman. Aktivitas membaca buku pun diminimalisir karena adanya Covid-19.

Ada salah satu buku yang paling menarik menurut pemilik  rumah kata itu sendiri, yaitu “24 kepribadian” dimana buku tersebut merupakan buku psikologi yang bercerita sekitar akhir tahun 1970-an, Amerika digemparkan oleh kasus pidana Billy Milligan. Dia dituduh melakukan penculikan dan pemerkosaan 3 wanita di kampus Ohio State University. Billy mengaku tidak bersalah dan tidak tahu apa-apa. Setelah diperiksa secara menyeluruh, dia didiagnosis mengidap kepribadian majemuk. Tidak hanya dua atau tiga, melainkan dua puluh empat kepribadian. Billy adalah kriminalis pertama yang dibebaskan dari penjara atas dasar alasan kegilaan, dan dia kemudian menghabiskan sepuluh tahun dirawat di berbagai rumah sakit jiwa. Buku tersebut banyak memberikan pesan kepada setiap pembaca yang membacanya.

Ia pun berharap dengan semakin banyaknya taman baca, maka semakin menarik minat generasi muda untuk menyukai literasi.

“Bisa berbagi bacaan bermutu secara berkelanjutan dan mendorong hadirnya ruang baca lain yang dikelola oleh individu atas komunitas atau juga perpustakaan oleh pemerintah,” harap Suhardi. (Galuh dan Melina)

 

 

 

___ __ ___ ___ ___ ___ ___ ___ __ ___ __ __ __ ___

Komentar