SORONG,- Tak hanya bergizi dan nikmat, tahu tuna Mama Rara yang berada Kota Sorong ini juga diproduksi dengan bahan-bahan yang berkualitas dan juga terbilang sebagai salah satu makanan yang cukup murah meriah alias ramah di kantong.
Mendengar tahu tuna Mama Rara ini, kita mungkin teringat dengan tahu Sumedang yang merupakan makanan khas yang sangat populer hingga ke penjuru negeri.
Namun tak senikmat tahu tuna Mama Rara yang bercampur kan ikan khas tuna yang berada di Kota Sorong, Papua Barat ini.
Tahu tuna nama Mama Rara ini berlokasi di dua tempat yakni di Jl. Kilang Km 10 dan Jl. Maleo HBM samping Kantor Migrasi Kota Sorong, Papua Barat.
Harganya dari tahu tuna terbilang murah meriah, serta ditambah dengan beberapa rasa seperti tahu ayam, kroket lumpia tuna ayam Rp3 ribu persatuan, sedangkan tahu lumpia ayam Rp4 ribu persatuan.
Biasanya makanan ini diisi dengan campuran ikan khas tuna dengan tambahan ubi dan mengunakan taburan tepung roti panir Sebelum digoreng.
Selain nikmat dan terbilang murah, tahu tuna mama Rara ini juga dijadikan sebagai oleh-oleh saat berpergian ke luar Kota Sorong, seperti Jawa, Jakarta, Jayapura saat berkunjung ke kota Sorong untuk kegiatan kantor atau melakukan rekreasi ke raja Ampat biasanya mereka memesan tahu tuna untuk di bawa pulang sehingga tahu tuna ini juga disediakan dalam bentuk Frozen atau beku untuk dijadikan oleh-oleh.
Tahu tuna mama Rara ini juga paling nikmat jika disantap dengan seporsi nasi hangat maupun lalapan dan juga aneka sambal.
Tahu tuna mama Rara ini memiliki nilai historis yang cukup dalam. Bagaimana cerita di balik kelezatan nan menggoda selera ini? Yuk simak penjelasan berikut.
Sejarah Tahu Tuna Mama Rara Sumedang ini bermula pada tahun 2012 dengan mengandalkan pabrik tahu Sumedang dengan mengumpulkan ide dari sejumlah teman maupun kerabat dekat.
Tahu Sumedang ini hanya bisa diproduksi oleh orang-orang Sumedang namun sebagian besar pegawai yang berasal dari Sumedang ini kurang nyaman untuk menempati Kota Sorong, apalagi harus berjauhan dengan keluarga.
Hingga akhirnya usaha tersebut pincang, namun dua tahun lalu di Kota Sorong sangat berlimpah dengan ikan tengiri bila memasuki Musim ikan harganya pun terjangkau murah, akhirnya sebagai gantinya tahu Sumedang itu dicampur dengan ikan khas tuna yang diolah sedikit demi sedikit untuk menghasilkan rasa yang menyatu hingga memasuki tahun 2021 ini.
Sebelum memasuki pandemi wanita berdarah Jawa, Dewi Wijayanti yang merupakan pemilik usaha tahu tuna mama Rara itu mengaku, omsetnya sangat meningkat, dengan memproduksi sebanyak 2.500 tahu perhari namun setelah masuk pandemi hingga saat ini Dewi hanya bisa memproduksi 500 dan bahkan dibawa dari 500. Namun hal tersebut tidak mengurangi semangat Dewi dengan terus mempromosi melalui media sosial, seperti Instagram, WhatsApp, dan lainnya.
“Pandemi ini juga memiliki imbas yang sangat besar bagi tahu mama Rara bahkan bagi usaha lainnya, sejak pandemi dua tahun lalunya usah kami sangat menurun sekali, bahkan kami tidak mendapatkan keuntungan sama sekali tetapi saya tidak mengurangi pegawai, kami tetap survive, jadi keuntungan juga menurun produksi juga menurun jelas sangat terasa,” ungkap Dewi kepada sorongnews.com di Jl. Kilang Km 10 Kota Sorong, Papua Barat, belum lama ini.
Ia juga mengharapkan semoga pandemi lekas berakhir agar usahanya bisa berjalan seperti dahulu dan perekonomian dapat pulih kembali, sehingga usaha tahu tuna mama Rara ini bisa berkembang tidak hanya di Sorong namun sampai ke Manokwari, Fak-Fak, atau bahkan di luar Papua. (Fatrab/oke)
Komentar