SORONG,- Ketersediaan stok darah selama masa pandemi ini sangat menurun, dimulai dari masalah perekonomian yang kian menipis, permintaan yang menurun, program vaksinasj dan beberapa hal lainnya. Hal tersebut diungkapkan oleh Sekretaris PMI Provinsi Papua barat Roger Steven Tanama, melalui kegiatan zoominar Ngobrol Ketersediaan Stok Darah selama masa pandemi Covid-19, Jum’at (20/08/21).
“2020 hingga 2021 ini tingkat ketersediaan stok darah sangat menurun sekali jika dibandingkan dengan tahun 2019 atau 2018 sangat jauh perbandingan, untuk tahun 2021 dari Januari hingga sekarang kami di PMI terancam dengan ketersediaan darah sehingga harus mencari keluarga atau kerabat dekat untuk mau mendonorkan darahnya dan apakah terdapat kasus positif COVID-19 atau tidak ini yang menjadi perhatian kami,” terang Roger.
Berikut sejumlah catatan yang direkam redaksi selama diskusi tersebut.
1. COVID-19 Tidak Menular Dari Darah
Ia mengatakan yang perlu masyarakat ketahui bahwasanya COVID-19 tidak dapat menular dari darah. Sehingga yang mendonorkan darah tersebut tidak akan terjadi pencampuran darah dengan virus COVID-19. Hanya saja yang sangat dikhawatirkan, menurut Roger, jangan sampai petugas medis terkontaminasi COVID-19 dari pendonor karena kadang protokol kesehatan kurang diperhatikan.
Sehingga PMI bahkan UTD lainnya menerapkan pelayanan donor darah dengan protokol kesehatan standar yaitu mengunakan Masker, serta mencuci tangan sebelum berdonor.
“Tapi lagi-lagi saya katakan bahwa apapun yang kami lakukan ini tidak ada kaitannya jika darah itu akan terkontaminasi COVID itu yang perlu dipahami baik-baik,” pesannya.
Dikatakan Roger , PMI provinsi Papua Barat memiliki dua unit pelayanan darah, yang pertama terdapat di PMI provinsi Papua barat dan kedua berada di Kabupaten Sorong, sedangkan Rumah Sakit yang baru ada Unit Transfusi Darahnya adalah RSUD Sele Be Solu.
2. Jeda Waktu Pasca Vaksin Dosis Lengkap COVID-19 Memakan Waktu 2 Bulan
Menurut Roger vaksin menjadi salah satu penghalang dalam ketersediaan stok darah itu sendiri, karena berdasarkan aturan yang pertama dikeluarkan PMI yaitu standar dalam satu bulan setelah mengikuti vaksinasi, baru dapat mendonorkan darahnya, mengapa demikian? Karena menurutnya setiap orang yang mengikuti vaksinasi ini mempunyai reaksi yang berbeda-beda, baik dari pendonor maupun penguna darahnya yang mendapatkan reaksinya.
“Ada aturan baru dari kantor pusat bahwa setelah vaksin dua atau tiga hari kedepan sudah bisa donor, dan ini pun kami harus mengkaji ulang karena kami tahu sendiri reaksi dari pada masing masing orang terhadap penerimaan vaksin itu kan berbeda-beda dan ini harus menjadi bahan perhatian kami dan jadi bahan pertimbangan kami,”pungkas Roger.
Sementara sampai saat ini PMI masih menggunakan standar jeda satu bulan pasca Dosis pertama, jika lanjut Dosis kedua hitungan 28 hari, maka jeda waktu bisa sampai 2 bulanan baru dapat berdonor.
“Misalnya dosis pertama tanggal 1 Agustus maka baru bisa berdonor tanggal 2 atau 3 September. Tapi jika dilanjutkan dosis kedua maka tidak boleh berdonor dulu, tunggu sebulan lagi pasca dosis kedua,” terang Roger.
3. Donor Darah Massal Diperbolehkan Dimasa Pandemi Dengan Protokol Kesehatan
Menurut Roger ketersediaan stok darah berkurang juga akibat nyaris tak lagi ada instansi, komunitas yang melakukan aksi donor darah massal seperti sebelum masa pandemi COVID-19. Padahal menurutnya, donor darah tak ada kaitannya dengan COVID-19, karena virus Covid tidak menular melalui darah.
“Kami pikir bahwa yang utama adalah protokol kesehatan, penggunaan masker, cuci tangan, jaga jarak selama proses antrian. Kemudian faktor pendukung lainnya adalah lokasi yang dengan sirkulasi udara bagus. Kami tidak menyarankan dibawah tenda atau dipinggir jalan karena sirkulasi yang kurang menjamin,” terangnya.
4. Donor Darah Mengurangi Resiko Penyakit
Selain dapat menyehatkan, donor darah juga terbukti dapat mengurangi berbagai resiko penyakit seperti penyakit jantung, kolesterol dan membakar kalori hingga 600 kalori.
Hal ini juga dibenarkan oleh salah satu peserta, Rusli yang melakukan testimoninya bahwa Ia sudah lama menjadi pendonor darah, banyak manfaat yang Ia rasakan salah satunya adalah mengurangi resiko penyakit jantung. Namun belakangan Ia kurang lagi aktif berdonor di Manokwari karena sulitnya informasi dan akses tempat berdonor. (Fatrab/Oke)
Komentar