Sorong, – The Society of Indonesian Environmental Journalists (SIEJ) bekerjasama dengan Yayasan Econusa melaksanakan Jurnalis Workshop dan Fellowship bertemakan Hutan Papua Kunci Mitigasi Krisis Iklim, bertempat di Kasuari Valley Beach Resort, Jumat, 21/10/21.
Kegiatan Jurnalis Workshop dan Fellowship dibuka langsung oleh Ketua SIEJ Indonesia, Rochimawati. Dalam sambutannya, Ia menegaskan bahwa hutan Papua memiliki kekayaan alam dan ekosistem yang sangat luar biasa, dan menjadi satu-satuny paru-paru Indonesia dan harapan perbaikan iklim dunia.
Manajer Yayasan Econusa, Bustar MaitarĀ yang menyampaikan sambutannya secara daring menekankan pentingnya kolaborasi untuk menjaga hutan Papua, Ia juga menyoroti persoalan pencabutan izin 16 perusahaan sawit di Kabupaten Sorong.
Program ini merupakan upaya peningkatan kapasitas jurnalis multiplatform yang khusus meliput di wilayah Sorong mengenai isu lingkungan.
Charles Tawaru, yang menjadi salah satu narasumber pada kegiatan tersebut menyinggung mengenai praktik ilegal yang di kelola oleh pemilik modal-modal besar yang tidak memperhatikan keberlangsungan ekosistem dan masyarakat adat.
Ia juga menjelaskan, bahwa Hutan Papua merupakan hutan yang sangat kaya akan ekosistem flora dan Fauna. 52 persen habibat tumbuhan endemik Indonesia berada di Hutan Papua atau sekitar 15.000-20.000 jenis tumbuhan endemik. Sedangkan endemik jenis burung sendiri terdiri dari 223 endemik atau setara dengan 52 persen endemik jenis burung yang ada di Indonesia berada di Papua.
Narasumber yang lain yang juga merupakan Putra Asli Suku Moi dan Juga Ketua Pemuda Generasi Malaumkarta (PGM), Tori Kalami menjelaskan mengenai praktik nyata gerakan melingdungi hutan wilayah adat Suku Moi yang ada di Malaukarta. Ia menjelaskan bahwa gerakan yang diinisiasi oleh pemuda Malaumkarta tersebut telah mendapat respon dari Pemerintah Kabupaten Sorong hingga lahir peraturan Bupati yang melindungi hutan masyarakat Moi dan Masyarakat Adat Moi itu sendiri. (Sya)
Komentar