Pernikahan Dini Sumbang Angka Prevalensi Stunting Hingga 55 Persen

SORONG, – Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Pusat Direktorat Bina Ketahanan Remaja menggelar penguatan peran serta mitra kerja bersama stakeholder dalam menerapkan kegiatan prioritas pembangunan keluarga dengan pemateri Wakil Ketua Komisi IX DPR RI, Emmanuel Melkiades Laka Lena dan Sekretaris BKKBN Perwakilan Provinsi Papua Barat, Yahya Richard Rumbino.

Peserta yang hadir dalam kegiatan tersebut remaja usia 19-24 tahun dan orang tua yang memiliki remaja, program ini mengajak para remaja menghindari pernikahan dini, mempunyai kesiapan sebelum menikah, dan menjaga kualitas dirinya. Bertempat di Aimas Convention Centre Kabupaten Sorong, Papua Barat, Kamis (7/10/21).

Wakil Ketua Komisi IX DPR RI Emmanuel Melkiades Laka Lena yang akrab disapa Melki mengajak masyarakat selalu hidup terencana. Ada beberapa perencanaan yang bisa dilakukan meliputi merencanakan pernikahan, merencanakan punya anak, merencanakan jarak kelahiran anak, hingga merencanakan pendidikan anak.

Melki menerangkan bahwa angka stunting di Indoensia saat ini masih tinggi. Berdasarkan data Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), angka stunting di Indonesia saat ini 27,4 persen. Hal ini bisa membahayakan masa depan bangsa dan Negara ini.

“Stunting bukan hanya karena asupan gizi yang kurang, tapi juga dipengaruhi oleh pola asuh yang salah dalam menjaga tumbuh kembang anak. Idealnya, asupan gizi dan pola asuh dilakukan orang tua mulai dari anak dalam kandungan hingga anak usia dua tahun,” ujarnya.

Ia juga memaparkan, perencanaan dalam memiliki anak pun harus di perhatikan. 

“Selain itu jarak memiliki anak ke dua juga harus diperhatikan, minimal itu lima tahun supaya orang tuanya bisa memberikan waktu memperhatikan tumbuh kembang si anak,” tuturnya.

Ditambahkan olehnya, stunting ini mempengaruhi intelektualitas, perkembangan otak, tidak hanya dilihat secara fisik, tapi juga dilihat kecerdasannya. Kalau kecerdasannya sudah terganggu, otomatis kedepannya pada saat dia sekolah nantinya tidak akan maksimal, tidak berprestasi, sulit bersaing, tidak bisa berkompetisi dengan yang lainnya, jadi ini yang harus dipersiapkan benar-benar.

Ditambahkan oleh Yahya Richard Rumbino bahwa angka stunting di Indonesia yang tergolong tinggi, yaitu dari 100 bayi yang lahir, 27 diantaranya mengalami stunting. Sehingga pencegahan stunting sangat penting dilakukan untuk mempersiapkan Generasi Emas Indonesia di tahun 2045.

“Calon pemimpin bangsa ini harus generasi emas yang sehat dan produktif. Oleh karena itu pencegahan stunting harus dimulai dari calon pengantin, bukan hanya mereka yang sudah mendaftar di KUA, tetapi juga remaja,” tutur Yahya.

Ia mengatakan, salah satu faktor tingginya angka prevalensi stunting di Indonesia juga disebabkan oleh pernikahan dini. Dimana Pernikahan dini menyumbang angka prevalensi stunting hingga 55%.

Yahya menambahkan, pernikahan dini banyak dilatarbelakangi oleh faktor ekonomi. Banyak orang tua yang menikahkan anaknya dengan maksud melepaskan tanggung jawab ekonomi kepada anaknya.

Menurutnya, menikahkan anak bukanlah solusi dalam permasalahan ekonomi, justru hal ini dapat melahirkan kemiskinan lainnya. Selain faktor ekonomi, pernikahan dini juga bisa disebabkan oleh faktor kurangnya informasi yang positif atau kesulitan menyaring informasi, tekanan lingkungan, dan tradisi.

Wakil Bupati Kabupaten Sorong Suka Harjono menjelaskan pentingnya keluarga dan perlu disiapkan keluraga berkualitas sejak dini, termasuk mempersiapkan remaja memahami keluarga berkualitas.

“Salah satu dari sembilan agenda nasional kita adalah meningkatkan kualitas keluarga Manusia Indonesia. Keluarga adalah ujung tombak utama berkualitas, mandiri, sehat, sejahtera, memiliki jumlah ideal, bertanggung jawab, ini penting untuk menjaga mental karakter dan moral Anggota keluarga tetap terjaga, kuat dalam segala hal. Upaya pembangunan keluarga merupakan proses yang di mulai dari keluarga bahkan untuk anak dalam kandungan sampai di lahirkan menjadi anak sehat kuat, keluarga lingkungan utama dan pertama,” pesan Suka.

Hadir juga dalam kegiatan tersebut Kepala Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2KBP3A) Kabupaten Sorong Ferry Fatem. (*Ris/Oke)

Komentar