SORONG, – Penjualan kembang api dan petasan tahun 2022 ini mengalami penurunan yang signifikan. Hal ini dibenarkan oleh salah satu pedagang dan juga kordinator lapak kembang api Pasar Bersama, Ardan.
Ditemui di Pasar Bersama, Kota Sorong, Papua Barat Daya, Kamis sore (29/12/22), Ardan mengaku penjualan mengalami penurunan hingga 50 persen dibandingkan tahun 2021 lalu.
“Tahun ini agak berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Ini bisa terlihat saat malam natal kemarin, tidak ada bunyi-bunyi. Biasanya habis pulang gereja, masyarakat datang beli kembang api. Tapi tahun ini sepi sekali. Hampir 50 persen penurunannya,” ungkap Ardan.P
Penurunan penjualan ini tentunya berdampak pada omset pendapatan pedagang kembang api. Pasar Bersama sendiri ada 6 lapak penjualan kembang api yang dibuka sejak 8 Desember hingga 1 Januari 2023 mendatang dan h minus dua masih terlihat sepi.
Ardan menduga penurunan pembelian kembang api dipengaruhi daya beli masyarakat yang juga menurun termasuk naiknya sejumlah barang kebutuhan lainnya.
“Seharusnya dengan adanya pemekaran provinsi Papua Barat Daya ini, daya beli kan semakin meningkat ya. Jadi Saya dan teman-teman lainnya berharap nanti sampai malam pergantian tahun, bisa merayakan meriah dengan semarak kembang api dan bisa dibeli disini dengan harga terjangkau,” optimis Ardan.
Sejumlah warga yang ditemui, Jonathan mengaku menahan diri untuk tidak membeli kembang api pada perayaan Natal tahun ini. Ia mengaku anggaran pembelian kembang api tahun ini dialihkan untuk memenuhi barang-barang kebutuhan rumah tangga yang mengalami kenaikan.
“Semenjak harga BBM naik semua barang ikutan naik, jadi kami harus puasa dulu untuk tidak beli kembang api. Mungkin nanti pas malam Tahun Baru, baru kami beli. Itupun tidak sebanyak tahun lalu. Tahun ini yang penting ada saja,” ungkap Jonathan warga Malanu. (Oke)
Komentar