RAJA AMPAT, PBD – Pengelola Dapur 1 Makanan Bergizi Gratis (MBG) di Kota Waisai akhirnya memberikan klarifikasi resmi terkait insiden dugaan keracunan yang dialami sejumlah pelajar pada Senin, 1 Desember 2025. Klarifikasi ini disampaikan Masad Alhamid selaku pengelola MBG Dapur 1 usai mengikuti Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan DPRK Raja Ampat, PGRI, dan pihak terkait pada Selasa malam (2/12/2025).
Masad menegaskan bahwa insiden tersebut tidak terjadi karena unsur kesengajaan. Ia menyampaikan bahwa saat ini pihaknya masih menunggu hasil uji laboratorium yang tengah dilakukan otoritas berwenang untuk memastikan penyebab pasti keracunan.
“Dengan kondisi saat ini saya tidak sedang membela diri. Kami tetap menunggu hasil uji lab untuk mengetahui penyebab sebenarnya,” ujar Masad.
Ia menjelaskan bahwa seluruh proses pengolahan makanan telah mengikuti Standar Operasional Prosedur (SOP), mulai dari kualitas bahan, penyimpanan, hingga waktu distribusi makanan kepada penerima manfaat. Meski demikian, ia menerima jika dapur yang dikelolanya harus dievaluasi oleh Pemerintah Daerah maupun Badan Gizi Nasional (BGN).
Setelah insiden terjadi, Dapur 1 MBG telah ditinjau oleh DPRK Raja Ampat. Pada Selasa siang, Gubernur Papua Barat Daya Elisa Kambu bersama Pemerintah Kabupaten Raja Ampat juga mendatangi dapur tersebut untuk memastikan apakah kelayakan fasilitas dan standar kebersihan telah dipenuhi.
“Menurut Bapak Gubernur, dapur kami layak. Beliau bahkan menyampaikan terima kasih karena kami telah menjalankan program bapak Presiden,” ungkap Masad.
Masad menuturkan bahwa menu makanan disusun oleh ahli gizi, sementara tim dapur hanya bertugas mengolah bahan yang sudah ditentukan. Seluruh proses dilakukan dengan pendampingan Kepala SPPG dan ahli gizi daerah.
Menyoal distribusi, Masad menyebut pihaknya sudah mengikuti jadwal pendistribusian sesuai SOP, yakni pukul 07.15–08.00 untuk TK dan PAUD. Namun, ia menjelaskan bahwa beberapa sekolah kerap meminta pengiriman lebih cepat atau lebih lambat sesuai kebutuhan masing-masing sekolah.
“Kami juga mengikuti permintaan sekolah. Kadang diminta lebih cepat, kadang sesuai waktu. Jadi ada dinamika di lapangan,” jelasnya.
Meski merasa telah mengikuti standar yang ditetapkan, Masad tetap menyampaikan permohonan maaf atas insiden yang menimpa para pelajar di Waisai.
“Jika ini merupakan kelalaian, saya mewakili seluruh karyawan dan pengelola meminta maaf atas kejadian ini,” ucapnya.
Ketua DPRK Raja Ampat, Muhammad Taufik Sarasa, menilai bahwa insiden tersebut bukan tindakan disengaja, melainkan kelalaian yang tidak bisa dihindari.
“Ini faktor kelalaian yang luar biasa, bukan kesengajaan,” tegas Taufik usai RDP.
Ia meminta Pemerintah Daerah dan BGN memperkuat pengawasan serta melakukan evaluasi menyeluruh terhadap seluruh dapur MBG di Kota Waisai.
“Kami meminta tegas agar pengawasan diperketat dan evaluasi dilakukan di semua dapur MBG,” tegas Sarasa.
Ia berharap kejadian tersebut menjadi kejadian pertama dan terakhir di Raja Ampat. Mengingat MBG diberikan bagi generasi emas Indonesia. (Dav)














Komentar